Liputan6.com, Papua - Kelompok sipil bersenjata (KSB) di Papua kembali berulah. Mereka menembak karyawan BPD hingga meninggal dunia di Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (13/12/2022).
"Benar karyawan BPD Papua atas nama Darius Yumame sekitar pukul 09.30 WIT ditembak KSB hingga meninggal dunia di Sinak," kata Danrem 173/PVB Brigjen TNI Sri Widodo, seperti dikutip laman Antara.
Sebelumnya penembakan terhadap warga sipil juga terjadi di Pegunungan Bintang, Papua. Tiga tukang ojek jadi korban penembakan hingga meninggal dunia.
Advertisement
Komandan Komando Resor Militer 172/PWY Brigadir Jenderal TNI J.O. Sembiring mengatakan, kelompok sipil bersenjata pimpinan Nason Mirin di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, menjadi dalang penembakan ketiga tukang ojek tersebut, dan berdalih tukang ojek yang ditembaknya adalag petugas intelijen.
"Tidak benar apa yang diungkap KSB pimpinan Nason Mirin bila ketiga korban adalah aparat keamanan yang bertugas sebagai intelijen. KSB berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyatakan mereka adalah aparat keamanan yang bertugas sebagai petugas intelijen, " tegas Brigjen Sembiring di Jayapura, Senin.
Ia menegaskan ketiga korban penembakan KSB murni berprofesi sebagai tukang ojek dan saat insiden terjadi mereka sedang menunggu penumpang.
Mereka yang menjadi korban adalah La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39)
Dari laporan diterima, saat insiden penembakan yang terjadi Senin, 5 Desember 2022, korban bersama enam orang rekan seprofesinya sedang menunggu penumpang di kampung Mangabib, Distrik Oksebang.
"Saat berada di pangkalan ojek, tiba-tiba KSB yang dipimpin Nason Mimin datang dan melakukan penyerangan dengan menembaki mereka sehingga tiga orang meninggal dan tiga orang lainnya berhasil diselamatkan warga setelah melarikan diri," ujar Sembiring.
Fakta yang Sebenarnya
Dengan adanya fakta tersebut, lanjut Danrem, berarti mementahkan klaim yang dilakukan KSB karena keberadaan korban semata-mata untuk mencari nafkah buat keluarganya.
Mengenai senjata pistol yang disebut dibawa korban, Danrem dengan tegas menyatakan informasi itu tidak benar karena hal itu hanya cara KSB memutarbalikkan fakta sekaligus untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan tindakan yang mereka lakukan.
Senjata jenis pistol yang dilaporkan KSB merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang saat Heli MI 17 milik Puspenerbad jatuh pada tahun 2019 di Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Heli MI-17 yang jatuh tahun 2019 lalu membawa 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang yang terdiri dari tujuh senapan SS-1, tiga pistol dan satu GLM," kata Brigjen Sembiring.
Advertisement