Liputan6.com, Manado - Untuk menyambut tahun baru, masyarakat Manado memiliki tradisi unik yang disebut Mekiwuka. Tradisi ini masih terus dilestarikan oleh Etnis Borgo di Manado.
Etnis Borgo akan melaksanakan Mekiwuka atau pesta rakyat tradisional. Selain sebagai ungkapan syukur, tradisi ini juga merupakan bentuk mempererat rasa persaudaraan untuk memasuki tahun baru.
Mekiwuka sudah dilaksanakan secara turun temurun selama ratusan tahun oleh warga Etnis Borgo. Tradisi ini juga selalu dilakukan oleh penduduk asli yang berada di sekitar pemukiman Borgo.
Advertisement
Tradisi Mekiwuka biasanya diadakan setiap 31 Desember. Kegitan ini dilakukan usai masyarakat mengadakan ibadah ucapan syukur di G\gereja masing-masing.
Baca Juga
Selanjutnya pada pukul 24.00 WITA, seluruh masyarakat saling berjabat tangan untuk mengungkapkan rasa syukur karena telah melewati tahun yang lama dan memasuki tahun yang baru. Mereka juga akan saling memaafkan yang dilakukan antar-warga masyarakat serta dengan pemerintah.
Masyarakat biasanya akan berkumpul di depan rumah pemerintah setempat atau yang dituakan sambil bernyanyi. Kegiatan tersebut juga diiringi oleh alat musik tradisional Etnis Borgo, seperti gitar, jug atau ukulele, tambor, biola, serta alat musik Iainnya.
Selain mengunjungi pemerintah setempat, masyarakat juga akan berkunjung ke kepala lingkungan, kepala kelurahan, hingga para tetua kampung. Usai rangkaian kegiatan tersebut, masyarakat akan berkumpul sambil bernyanyi dengan diiringi musik, mulai dari Kampung Kakas hingga ke Mahakeret.
Mereka akan mengunjungi setiap rumah tanpa pilih-pilih. Bahkan, kegiatan ini bisa dilakukan hingga pagi hari.
Dalam bahasa Belanda, borgo berasal dari kata 'burgers' (baca: berhers). Kata tersebut berarti warga bebas atau orang yang dibebaskan.
Etnis Borgo yang berada di Sulawesi Utara sebenarnya tersebar di beberapa daerah. Mereka umumnya tinggal di pesisir pantai, seperti Manado, Kema, Tanawangko, Amurang, Belang, dan Likupang.
Etnis ini merupakan keturunan pendatang dari berbagai bangsa Eropa, di antaranya Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Jerman, dan lainnya. Diperkirakan, mereka masuk ke Sulawesi Utara melalui pantai Manado, Kema, dan Tanawangko pada 1500-an.
Mereka kemudian menikah dengan warga pribumi Suku Minahasa. Sementara itu, di Kota Manado, etnis ini tersebar di Pondol (ujung), Sindulang, Kampung Kananga atau Mahakeret, kampung Kakas-Tokambene, Komo, dan Kampung Kodo.
Hingga saat ini, tradisi Mekiwuka masih dilaksanakan dan dilestarikan. Meski tak semua masyarakat melaksanakannya, tetapi sebagian Etnis Borgo masih melakukan tradisi ini di setiap pergantian tahun.
(Resla Aknaita Chak)