Melongok Puluhan Narapidana Bikin Tempe di Lapas Tembilhan

Puluhan warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, mengikuti pelatihan membuat tempe.

oleh Syukur diperbarui 16 Jan 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 03:00 WIB
Pelatihan narapidana buat tempe di Lapas Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
Pelatihan narapidana buat tempe di Lapas Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, mengikuti pelatihan membuat tempe. Narapidana buat tempe ini sebagai bekal jika bebas nanti. 

Kepala Lapas Tembilahan Hari Winarca menjelaskan, ada 21 WBP yang ikut program dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham ini. Jumlah itu terdiri dari 11 WBP laki-laki, sisanya perempuan.

"Lapas bekerjasama dengan CV Jasa Indah dalam program kemandirian pembuatan tempe ini," kata Hari, Kamis petang, 12 Januari 2023.

Hari menjelaskan, sejatinya Lapas bukan tempat menghukum narapidana dengan siksaan dan penderitaan. Lapas dibuat sebagai tempat pembinaan dan memanusiakan orang yang dulunya tersesat.

"Harapannya mereka dapat kembali menjadi manusia yang lebih baik lagi setelah selesai menjalani masa hukumannya," jelas Hari.

Ibarat bunga, tambah Hari, yang sudah layu tidak bisa mekar kembali. Namun semuanya bisa menanam bunga baru agar dapat tumbuh lebih baik dari sebelumnya.

"Ini adalah prinsip yang saya tanamkan di Lapas Tembilahan," kata Hari.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Setoran Pajak

Pelatihan narapidana buat tempe di Lapas Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
Pelatihan narapidana buat tempe di Lapas Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir. (Liputan6.com/M Syukur)

Hari menyebut pelatihan membuat tempe ini berlangsung 12 hari. Setiap hari dilaksanakan secara terjadwal dan terukur untuk pembuatan tempe bertahap.

"Tujuannya kecakapan teknis membuat tempe sehingga menjadi bekal jika bebas nanti," ujar Hari.

Usai pelatihan, tempe diharapkan menjadi usaha bagi WBP sebelum bebas. Hasilnya akan disetorkan sebagai penerimaan negara bukan pajak.

Adanya pelatihan ini mendapat apresiasi dari Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu. Jahari berharap kinerja baik ini ditingkatkan.

Jahari menjelaskan, pelatihan kemandirian dapat menambah skil. Kegiatan ini juga bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan WBP sehingga ketika bebas nanti dapat memanfaatkan skil yang dimiliki sebagai modal membuka lapangan pekerjaan.

"Lagipula, tempe merupakan makanan khas masyarakat Indonesia yang sangat digemari, pasti banyak peminatnya," jelas Jahari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya