Indonesia Resmi Ajukan Warisan Budaya Tak Benda untuk Tempe, Teater Mak Yong, dan Jaranan ke UNESCO

Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan budaya tempe, Teater Mak Yong, Jaranan, untuk masuk dalam daftar representatif warisan budaya tak benda kemanusiaan UNESCO.

oleh Putu Merta Surya Putra Diperbarui 30 Mar 2025, 10:31 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 10:31 WIB
Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan budaya tempe, Teater Mak Yong, Jaranan, untuk masuk dalam daftar representatif warisan budaya tak benda kemanusiaan UNESCO.
Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan budaya tempe, Teater Mak Yong, Jaranan, untuk masuk dalam daftar representatif warisan budaya tak benda kemanusiaan UNESCO. (Foto: Dokumentasi Kementerian Kebudayaan).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan budaya tempe, Teater Mak Yong, Jaranan, untuk masuk dalam daftar representatif warisan budaya tak benda kemanusiaan UNESCO.

 

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, pada Culture Ministerial Meeting Indonesia-Suriname yang dilaksanakan secara daring menyatakan komitmen Indonesia dalam upaya melestarikan warisan budaya tak benda Indonesia, dengan mengusulkannya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. 

"Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya tak benda dan kami telah meratifikasi Konvensi 2003 untuk menjaga warisan budaya tak benda dan terus secara aktif mendaftarkan berbagai elemen tradisi budaya kita dalam daftar Intangible Cultural Heritage UNESCO. Kami percaya bahwa pengakuan internasional bukanlah tujuan akhir, tetapi cara untuk memastikan bahwa tradisi ini dilestarikan, dirayakan, dan diwariskan," kata dia dalam keterangannya, Minggu (30/3/2025).

Fadli Zon menyebutkan bahwa pengajuan ini adalah langkah besar dalam mendukung tempe sebagai bagian dari identitas budaya nasional yang memiliki dampak luas.

"Tempe bukan sekadar makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mencerminkan pengetahuan, budaya dan teknologi pangan tradisional yang terus hidup dan berkembang. Masuknya Budaya Tempe dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO akan semakin memperkuat tempe sebagai warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong kesadaran global akan nilai budaya, manfaat gizi dan kesehatan, serta keberlanjutannya," jelas Fadli Zon.

Adapun, berkaitan dengan Teater Mak Yong karena seni pertunjukkan ini menyebar ke Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau sejak awal abad ke-19.

Politikus Gerindra ini menegaskan, nominasi ekstensi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama budaya antara Indonesia dan Malaysia.

Nominasi melalui ekstensi budaya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita dan menumbuhkan rasa saling menghargai antar berbagai bangsa yang memiliki budaya yang sama atau mirip dan menjalin kerja sama internasional.

"Mak Yong hidup dinamis juga di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau dan Sumatera. Dengan pengajuan ekstensi ini, Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam pelestarian Mak Yong sebagai seni pertunjukan tradisional yang kaya nilai budaya. Kami berharap kerja sama dengan Malaysia akan semakin erat, sehingga upaya pelindungan dan pengembangan Mak Yong dapat terus berkelanjutan," jelas Fadli. 

 

 

Promosi 1

Jaranan Memperkuat Ikatan Budaya Kita

Dokumen nominasi bersama untuk Jaranan sebagai bagian dari ICH UNESCO menandai tonggak penting dalam kemitraan budaya Indonesia dan Suriname.

Nominasi ini mencerminkan komitmen bersama terhadap ikatan sejarah dan hubungan antar masyarakat yang menghubungkan kedua negara, khususnya melalui budaya Jawa yang terus berkembang di Suriname.

“Pengajuan ini merupakan upaya memperkuat ikatan budaya kita dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya bersama. Saya juga menyampaikan penghargaan terdalam saya atas upaya kolaboratif dan pencapaian signifikan yang telah dicapai oleh kedua belah pihak dalam mempersiapkan nominasi bersama ini,” jelas Fadli.

Dia menuturkan, usulan bersama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat diplomasi budaya antara Indonesia dan Suriname.

"Ini membutuhkan peran aktif masyarakat di setiap tahap dari identifikasi hingga perlindungan dan kerja sama yang kuat dengan mitra Internasional. Memang menjaga warisan budaya takbenda tidak dapat dilakukan oleh satu negara saja, hal ini menuntut kolaborasi lintas batas yang bermakna dan efektif seperti yang tengah kita lakukan saat ini," tegas Fadli.

"Kami percaya nominasi ini menawarkan kesempatan untuk merayakan warisan budaya kita di panggung global. Kami juga menyambut dukungan dan kolaborasi berkelanjutan dalam penelitian, dokumentasi, dan promosi sebagai bagian dari upaya perlindungan yang akan datang," sambungnya.

 

 

Peluang Lainnya

Fadli juga menyampaikan bahwa Indonesia juga akan mulai menjajaki peluang untuk nominasi bersama berikutnya mengingat kekayaan warisan sastra dan bahasa yang dimiliki bersama antara Indonesia dan Suriname khususnya melalui diaspora Jawa.

"Kami melihat potensi dalam berkolaborasi dalam nominasi aksara tradisional seperti aksara Jawa atau aksara Pegon. Saya yakin ada potensi besar untuk memperluas kerja sama budaya kita lebih jauh," ucapnya.

Dengan pengajuan ketiga warisan budaya takbenda ini ke UNESCO, Fadli menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia.

"Ke depannya, saya yakin penting bagi kita untuk mengembangkan road map yang jelas dan terkoordinasi guna mendukung proses pengajuan dan memadukan kerja sama budaya di masa mendatang," jelas dia.

Formulir pengusulan tersebut akan diserahkan ke Sekretariat UNESCO melalui delegasi tetap di Paris sebelum tanggal 31 Maret 2025.

Diharapkan, masuknya budaya Indonesia dalam  daftar ICH UNESCO tidak hanya meningkatkan kesadaran global akan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan pelindungan tradisi budaya ini bagi generasi mendatang

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya