Liputan6.com, Subang - Toleat merupakan alat musik tradisional khas Kabupaten Subang. Alat musik ini terbuat dari bambu, sehingga memiliki bentuk dan tampilan yang menyerupai seruling.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, berdasarkan sejarahnya, alat musik Subang ini diciptakan oleh Mang Parman. Ia terilhami dari alat tiup permainan anak-anak gembala, yaitu empet-empetan atau ole-olean di pesawahan Pantura, Kabupaten Subang.
Terdapat beberapa bahan yang digunakan untuk membuat empet-empetan, yaitu dari pelepah daun pepaya, daun kelapa, atau jerami. Bahan-bahan yang dipakai tersebut tidak bersifat permanen karena mudah rusak atau busuk.
Advertisement
Mainan atau alat musik sederhana ini hanya menghasilkan suara 'peet' atau 'pet-pet'. Empet-empetan pun menginspirasi Mang Parman untuk membuat alat musik yang lebih permanen dan bernada, yakni toleat yang tebuat dari bambu.
Baca Juga
Pada 1980-an, Mang Parman memainkan alat musik toleat pada pertunjukan Sisingaan di Tegalurung, Kabupaten Subang. Pertunjukan tersebut disaksikan oleh penilik kebudayaan setempat bernama Odo Wikanda. Sejak saat itu alat musik toleat menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Subang dan mulai menyebar dan dikenal lebih luas.
Dalam aspek organologis, toleat terdiri dari kepala toleat, simpay (tali untuk mengikat sumber bunyi), lubang nada, badan toleat, dan lidah toleat (sumber bunyi). Sementara itu, jenis bambu yang digunakan untuk membuat toleat adalah bambu tamiang dan bambu haur.
Toleat biasanya digunakan dalam perayaan serta ritual adat di wilayah Jawa Barat. Bahkan, toleat biasa dilantunkan pada saat panen padi hingga pesta selamatan pernikahan dan khitanan.
Pada perkembangannya, toleat dapat dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lain, seperti celempung, karinding, hingga gamelan. Nada yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut begitu harmonis, sehingga menimbulkan ketenangan bagi siapapun yang mendengarkan.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak