Nestapa Warga Sumedang-Subang: Akses Terputus Bendungan Sadawarna, Jalan Pengganti Belum Jadi

Warga di wilayah perbatasan Sumedang-Subang mengeluh karena ases jalan utama yang menghubungkan kedua daerah terputus.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2022, 12:37 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 12:30 WIB
Bendungan Sadawarna Meluap
Hujan deras menyebabkan bagian bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang meluap, Jumat pagi (2/12/2022). Pantauan di lokasi di Desa Surian Kabupaten Subang, limpasan air membuat akses jalan warga terputus dan melumpuhkan aktivitas warga. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Bandung - Penggenangan Bendungan Sadawarna yang berlokasi di Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang, Jawa Barat menuai polemik. Sebabnya, warga di wilayah perbatasan Sumedang-Subang mengeluh karena akses jalan utama yang menghubungkan kedua daerah terputus.

Sementara, jalan Lingkar sebagai jalan pengganti dari jalan utama yang terendam, hingga kini belum rampung dan belum dapat dilalui kendaraan baik roda 2 maupun roda 4.

“Iya, kami bingung sekarang kalau mau ke Subang harus lewat mana? Karena jalan utama kini telah direndam, sementara jalan lingkar pengganti belum selesai,” kata Abeng, salah seorang warga asal Kecamatan Surian, Jumat (2/12/2022).

Diketahui, Bendungan Sadawarna meliputi tiga kabupaten yaitu Subang, Sumedang, dan Indramayu mulai dilakukan penggenangan pada Kamis (1/12/2022). Proses penggenangan dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.

Adapun menurut Abeng, kini warga yang melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja, berjualan, dan anak-anak yang akan sekolah tidak bisa melakukan aktivitasnya karena jalan sudah direndam.

“Warga di sini banyak yang bekerja di salah satu perusahaan di Subang. Ada juga yang berjualan dan tidak sedikit yang sekolah kini harus terhenti karena jalan direndam,” ucapnya.

Abeng mengatakan, seharusnya sebelum Bendungan Sadawarna digenangkan, jalan lingkar pengganti sudah selesai. Sedangkan, saat ini jalan masih proses pengerjaan, jalan utamanya sudah direndam.

“Akhirnya banyak siswa yang akan sekolah, berjualan dan masyarakat yang akan bekerja tidak bisa melanjutkan perjalanan,” ujarnya.

Abeng mengatakan, jalan yang kini direndam merupakan akses satu-satunya yang paling cepat dilalui oleh warga yang akan beraktivitas ke daerah Subang. Sementara, jalur lain sangat jauh dan kondisi jalannya rusak.

Menurut Abeng, saat ini para tokoh masyarakat di wilayah Surian akan berkoordinasi dengan camat setempat untuk mencari jalan keluar yang terbaik. “Para tokoh rencananya akan menemui Pak Camat untuk mencari solusinya,” ujarnya.

 

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) 2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Apa itu Bendungan Sadawarna?

Masalah pada Bendungan Air
Ilustrasi bendungan/credit: Liputan6.com

Bendungan Sadawarna sendiri hampir selesai dibangun. Melansir dari situs resmi Kementerian PUPR, Bendungan Sadawarna merupakan salah satu dari tujuh bendungan di Jawa Barat yang dibangun pada periode Pemerintahan Presiden Jokowi.

Pembangunanya mulai dilakukan sejak November 2018 dan ditargetkan selesai Agustus 2022 menggunakan APBN sebesar Rp1,9 triliun.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Kementerian PUPR Bastari mengatakan, Bendungan Sadawarna mampu menampung 44,61 juta meter kubik untuk mensuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.

"Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun," ujar Bastari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya