Aksi Jefri Nichol Lempar Payung ke DPR Tolak UU Cipta Kerja, Simbol Matinya Payung Perlindungan di Indonesia

Aktor Jefri Nichol melempar payung ke DPR saat demo mahasiswa tolak UU Cipta Kerja di DPR, Kamis (6/4/2023).

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 07 Apr 2023, 06:59 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2023, 06:59 WIB
Jefri Nichol
Video aksi pelemparan payung Jefri Nichol saat demo mahasiswa tolak UU Cipta Kerja di DPR, Kamis (6/4/2023), viral di media sosial. (Liputan6.com/ Dok Ist)

 

 

Liputan6.com, Jakarta - Video aksi pelemparan payung Jefri Nichol saat demo mahasiswa tolak UU Cipta Kerja di DPR, Kamis (6/4/2023), viral di media sosial. Kemarin ribuan mahasiswa menggeruduk gedung DPR dengan membawa spanduk penolakan UU Cipta Kerja. Massa aksi mulai bergerak sekitar pukul 15.00 WIB.

Aktor Jefri Nichol yang ikut bergabung bersama barisan mahasiswa ikut memberikan orasi di hadapan massa aksi. 

"Gua di sini cuma mau nyampein turut berduka cita atas matinya nalar dan kemanusiaan. Mereka bukan manusia tapi tikus-tikus. Melindungi oligarki dan orang-orang pada korup," kata Jefri.

Sebelumnya aktor yang sudah membintangi banyak film di tanah air itu juga mengunggah cuitan kekecewaan terhadap UU Cipta Kerja. 

"Makan tuh uu cipta kerja, dibabat habis hutan kita sama mereka yang di atas," tulisnya.

Dirinya juga sempat melempar payung hitam ke ke gedung DPR sebagai simbol matinya tugas-tugas DPR sebagai payung pelindung masyarakat di Indonesia.

 

"Bisa diliat aja di google tentang UU Cipta Kerja, semua orang juga udah tahu kalo UU Cipta Kerja itu bermasalah," ungkap Jefri saat ditanya keresahannya.

"Sebenernya mereka itu perwakilan siapa, rakyat atau oligarki," katanya lagi.

Tolak UU Cipta Kerja

Sebelumnya ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR menolak UU Cipta Kerja, Kamis (6/4/2023). Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang mengatakan, demo digelar untuk menolak UU Cipta Kerja.

Demo merupakan buntut rasa ketidakpercayaan masyarakat dan mahasiswa kepada seluruh lembaga negara, termasuk lembaga eksekutif yang membentuk produk hukum secara tertutup, lembaga legislatif yang mempermulus pengesahan Perppu Cipta Kerja, sampai dengan lembaga yudikatif yang seakan-akan tidak diperdulikan oleh lembaga negara lainnya.

 

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin menjelaskan bahwa pihak kepolisian mengerahkan 2.100 personel untuk bersiaga pada demonstrasi aliansi mahasiswa kemarin.

"Untuk pengamanan demo kali ini kami siapkan 2.100 personel khusus di DPR," kata Kombes Komarudin.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya