Gunung Penanggungan Alami Kebakaran Dahsyat, Api Hanguskan Puluhan Hektare Lahan

Pada Kamis (2/11/2023) Gunung Penanggungan alami kebakaran hebat yang menghanguskan puluhan hektare lahan.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 03 Nov 2023, 17:24 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 17:18 WIB
Gunung Penanggungan, Puncak Mahameru yang Dijatuhkan Dewa
(Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini kebakaran dahsyat terjadi di lereng Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur sejak Kamis (2/11/2023). Diketahui kebakaran terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan membaut puluhan hektare lahan dilahap api.

Sejak kejadian kebakaran tersebut petugas gabungan dan relawan mulai bergerak cepat untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Penanggungan. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menyampaikan jika petugas langsung bergerak melakukan pemadaman.

Ia juga menyebutkan para petugas bergerak melalui tiga jalur pendakian Gunung Penanggungan yaitu Pos Tamiajeng, Pos Kedungudi, dan Pos Ngoro. Pihaknya juga menyampaikan jika kebakaran terjadi didominasi oleh ilalang dan semak belukar.

"Petugas kini tengah melakukan pemadaman kebakaran yang terjadi didominasi ilalang dan semak belukar," ujar Abdul Khakim mengutip dari Antara.

Pihaknya juga menjelaskan jika relawan dan petugas gabungan telah naik dan melakukan pemadaman tersebut dengan cara tradisional yaitu menggunakan ranting pohon. Selain itu, pihaknya belum bisa memastikan penyebab dari kebakaran tersebut.

Saat ini, informasi dan sejumlah video kebakaran Gunung Penanggungan sudah banyak beredar di media sosial. Bahkan kebakaran tersebut bisa terlihat hingga ke wilayah Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

Adapun jalur pendakian untuk ke puncak Gunung Penanggungan harus ditutup sementara. Pasalnya, cakupan titik yang mengalami kebakaran di gunung tersebut termasuk kedalam kategori yang cukup luas.

"Jalur pendakian sementara ditutup, yaitu jalur Tamiajeng, Kedungudi, dan Kunjorowesi," ujarnya.

Mengenal Gunung Penanggungan

Pesona Anak Semeru, Gunung Penanggungan di Mojokerto
Gunung Penanggungan

Melansir dari situs resmi Pariwisata Kab. Mojokerto Gunung Penanggungan mempunyai tinggi 1.653 mdpl dan terletak di wilayah Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan. Gunung ini mempunyai beberapa titik pendakian.

Di antaranya tiga dari empat jalur pendakian tersebut terletak di Kecamatan Trawas, Mojokerto dan jalur Desa Tamiajeng, Kedungudi dan Jolotundo di Desa Seloliman. Adapun satu jalur pendakian lainnya terletak di Dusun Telogo, Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.

Gunung Penanggungan dikenal sebagai gunung yang cocok untuk didaki oleh para pendaki pemula. Terutama para pendaki yang ingin mempunyai sedikit tantangan setelah Watu Jengger dan Gunung Pundak.

Melansir dari beberapa sumber Gunung Penanggungan termasuk kedalam gunung yang dinilai penting. Pasalnya hampir sekujur lerengnya dipenuhi oleh situs-situs arkeologi dan spiritual Indonesia dari era Hindu-Budha.

Kawasan Gunung Penanggungan juga ditetapkan sebagai Satuan Ruang Geografis Kawasan Penanggungan sebagai cagar budaya tingkat provinsi. Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur dengan nomor 188/18 Kpts/013/2015 tanggal 14 Januari 2015.

Termasuk Gunung yang Dianggap Suci di Jawa

Gunung Penanggungan, Puncak Mahameru yang Dijatuhkan Dewa
Candi Kama I di Gunung Penanggungan. (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Melanir dari beberapa sumber disebutkan dalam Kitab panggelaran dan berdasarkan mitos Jawa. Gunung Penanggungan (Pawitra) merupakan bagian puncak Gunung Mahameru yang tercecer ketika dipindahkan ke Jawadwipa (Pulau Jawa).

Selain itu gunung ini juga menjadi salah satu dari sembilan gunung yang dianggap suci di Jawa. Disebutkan dalam Kakawin Negarakertagama bahwa Gunung Pawitra atau Penanggungan merupakan satu dari tujuh gunung tempat para resi bertapa.

Adapun keterkaitan mengenai kesucian tersebut tidak terlepas dari adanya morfologi kompleks di gunung tersebut. Dimana satu puncak tertinggi yang dikelilingi oleh delapan puncak dengan letak yang mengingatkan pada gambaran mandala kosmologi Hindu-Budha.

Bahkan pada sekitar lereng gunung tersebut ditemukan adanya beberapa peninggalan purbakala. Mulai dari ceruk pertapaan, candi, hingga petirtaan dalam periode Hindu-Budha di Jawa Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya