Liputan6.com, Purwakarta - Kecamatan Wanayasa, merupakan salah satu daerah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang termasyur akan pariwisatanya. Tapi, mungkin masih banyak yang belum tahu jika daerah ini juga sebenarnya merupakan salah satu surganya camilan yang dibuat secara tradisional.
Sejauh ini, masyarakat luas mungkin hanya tahu Manisan Pala saja yang menjadi produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) tradisional khas Wanayasa. Padahal, ada banyak produk UMKM tradisional yang legendaris lain hasil buah tangan masyakat di wilayah itu.
Kue Cocorot salah satunya. Terdengar asing kan ditelinga? Wajar saja, karena penganan tradisional ini belum banyak yang menjualnya secara luas. Tapi, hanya dibuat di momentum tertentu saja. Misalnya, saat ada perayaan di lingkungan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Eulis Supriatiningsih (59), salah satu pelaku UMKM asal Desa/Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, mengatakan, kue cocorot merupakan panganan legendaris khas daerahnya yang sudah ada sejak dulu. Kue ini, dulunya disajikan dalam momen-momen tertentu. Seperti, hajatan pernikahan, khitanan, atau syukuran.
"Kue ini sangat legend. Sepertinya lebih tua kue Cococot dari pada usia saya," ujar Euis saat menjajakan kue tradisional di kawasan Alun-alun Wanayasa, belum lama ini.
Dia bersyukur karena kue Cocorot ini masih diproduksi oleh masyarakat sekitar kendati merupakan penganan tua. Saat ini, kata dia, banyak pelaku usaha kue basah yang memproduksi kue cocorot, karena penggemar kue ini cukup banyak.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Butuh Keahlian dalam Pembuatannya
Dia menjelaskan, kue Cocorot ini bahan bakunya sangat mudah. Yaitu, hanya menggunakan tepung beras, santan dan gula aren. Kenapa dikatakan cocorot, karena kue ini harus dibungkus dengan daun kelapa muda dan dibentuk seperti kerucut (Cocorot).
"Kalau untuk membuat adonan untuk kuenya sih sangatlah mudah. Anak-anak muda saat ini juga, jika diajarkan satu kali maka langsung bisa praktik," kata dia.
Namun, lanjut dia, yang paling sulit itu justru saat membuat cangkangnya. Karena, butuh keahlian khusus termasuk harus daun daun kelapa yang masih muda.
Eulis pun lantas memaparkan cara pembuatannya. Jadi, kata dia, setelah semua adonan sudah jadi langsung dituang ke bungkus cocorot yang sudah dianyam itu. Setelah itu, kue dikukus selama setengah jam.
"Prosesnya sih sebentar. Yang sulit itu membuat bungkus cocorotnya," ujar Eulis.
Menurut dia, kue Cocorot sangat cocok dan akan semakin nikmat disantap jika ditemani dengan secangkir teh tawar. Pasti yang menikmatinya akan ketagihan.
Jika penasaran dengan kue cocorot, masyarakat bisa berkunjung ke Desa Wanayasa. Karena, di wilayah itu masih banyak yang membuat penganan legendaris tersebut.
Advertisement