Liputan6.com, Yogyakarta - Dinas Kesehatan DIY bersama dengan Fakultas Farmasi UGM membuat aplikasi Literasi Jamu Digital. Ketua tim pengembang aplikasi Literasi Jamu Digital sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UGM, Yosi Bayu Murti mengatakan aplikasi Literasi Jamu Digital ini dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang jamu dan pengobatan tradisional Indonesia sesuai kajian ilmiah.
“Pengembangan aplikasi ini tidak hanya berfokus pada obat tradisional, tapi kita juga sudah ada dukungan scientific, terutama masalah kebenaran bahan, karena itu adalah masalah keamanan. Jangan sampai masyarakat salah menentukan jenis bahan obat dan tidak bisa membedakannya, sehingga itu yang menjadi target kita,” ujarnya Selasa (14/11/2023).
Yosi mengatakan digitalisasi jamu ini selain mendokumentasikan jamu juga mempermudah tenaga kesehatan maupun masyarakat dalam mempelajari dan menemukan berbagai macam informasi seputar jamu. Misalnya, proses pembuatan ramuan, alat-alat tradisional dalam pembuatan jamu, resep-resep kuno, serta pemanfaatan jamu untuk pengobatan tradisional dalam upaya menjaga kesehatan.
Advertisement
Baca Juga
“Digitalisasi literasi jamu merupakan transformasi basis data informasi terkait literasi jamu, bahan baku, alat dan cara pembuatan dan bentuk sediaan jamu dalam bentuk audio-visual interaktif. Nantinya masyarakat bisa mengaksesnya di Museum Sonobudoyo dan Taman Pintar Yogyakarta melalui papan interaktif,” terangnya.
Aplikasi Literasi Jamu Digital ini mudah dipahami dan dikemas dengan menarik dengan konten utama berupa tumbuhan obat dan simplisia, naskah kuno terkait jamu, pembuatan jamu, dan konten video terkait jamu. Aplikasi Literasi Jamu Digital ini menjadi bukti nyata upaya Fakultas Farmasi UGM dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam bidang kesehatan.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Satibi, berharap adanya digitalisasi jamu dapat memudahkan masyarakat untuk bisa mengakses berbagai informasi terkait jamu yang ada di Indonesia.
“Harapannya nanti bisa dikembangkan lagi agar bisa lebih mengglobal lagi,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Farmasi UGM, Nanang Fakhrudin mengatakan digitalisasi literasi jamu ini salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang sesuai dengan tujuan SDGs yaitu peningkatan kesehatan masyarakat, mencegah penyakit, dan menjaga kebugaran sesuai dengan tujuan global.
Peluncuran aplikasi Literasi Jamu Digital dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Marriot Hotel Yogyakarta. Soft Launching Literasi Jamu Digital dilakukan oleh Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Asisten Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Direktur Kementerian Kesehatan RI, Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Dekan Fakultas Farmasi UGM, dan Kepala Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta.