Liputan6.com, Jakarta Di tengah beragam jenis cabai yang sering kita temui dalam masakan sehari-hari, cabai Jawa mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di balik sensasi pedasnya yang khas, cabai Jawa menyimpan sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kebudayaan Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapahit. Sebelum hadirnya cabai merah atau cabai rawit yang lebih populer, cabai Jawa sudah digunakan sebagai bahan dasar rasa pedas dalam berbagai kuliner Nusantara.
Meskipun dikenal sebagai cabai, cabai Jawa sejatinya berbeda dari cabai yang sering kita konsumsi sehari-hari. Dengan rasa pedas yang lebih hangat dan memiliki sejumlah manfaat kesehatan, tanaman ini menyimpan potensi luar biasa yang kini mulai banyak dilirik kembali. Dari bumbu dapur hingga ramuan tradisional, cabai Jawa memiliki banyak kegunaan yang tak hanya enak, tetapi juga bermanfaat.
Lalu, apa yang membedakan cabai Jawa dengan cabai lainnya, dan bagaimana sejarah serta manfaatnya bagi kesehatan? Mari kita telusuri lebih dalam tentang cabai yang satu ini, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Rabu (16/4).
Advertisement
Termasuk Tanaman Lada
Cabai Jawa, atau yang dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama Piper retrofractum, adalah salah satu jenis tanaman dari keluarga Piperaceae yang juga merupakan keluarga dari lada dan kemukus. Merujuk laman Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian, secara morfologi, cabai Jawa adalah tanaman merambat yang memiliki batang lunak dan panjang, bisa tumbuh mencapai 5 hingga 15 meter. Tanaman ini memiliki buah yang berbentuk memanjang dengan warna hijau saat masih muda, yang kemudian berubah menjadi merah atau bahkan hitam saat matang.
Keunikan cabai Jawa terletak pada rasa pedasnya yang tidak sekeras cabai biasa, namun memberikan sensasi hangat yang lebih lembut. Rasa pedas ini dihasilkan oleh senyawa aktif bernama piperine, yang juga terdapat pada lada. Meskipun tampaknya mirip dengan cabai lainnya, cabai Jawa memiliki karakteristik yang membedakannya, baik dari segi rasa maupun penggunaan dalam kuliner dan pengobatan tradisional.
Cabai Jawa tumbuh subur di daerah tropis Indonesia, khususnya di Jawa, Sumatera, Madura, dan Bali, yang memiliki iklim yang sesuai untuk tanaman merambat ini. Tanaman ini dikenal dengan berbagai sebutan lokal, seperti cabe jamu, cabe panjang, atau lada Jawa, tergantung daerahnya, dan telah lama digunakan dalam masakan serta ramuan jamu.
Advertisement
Jadi Rempah Nusantara Sejak Zaman Kerajaan Majapahit
Sejak zaman Kerajaan Majapahit, cabai Jawa sudah menjadi salah satu bahan utama dalam masakan dan pengobatan tradisional. Masyarakat Nusantara pada masa itu belum mengenal cabai merah atau cabai rawit seperti yang kita kenal sekarang. Mereka mengandalkan rempah-rempah lokal, termasuk cabai Jawa, untuk memberikan rasa pedas pada masakan dan untuk keperluan pengobatan.
Pada masa Majapahit, cabai Jawa tidak hanya digunakan sebagai bahan bumbu dapur, tetapi juga menjadi bagian dari ramuan jamu dan obat-obatan tradisional. Berbeda dengan cabai modern yang dibawa oleh bangsa Eropa pada abad ke-16, cabai Jawa lebih dikenal dengan rasa pedas yang lebih ringan namun memberikan sensasi hangat yang lebih lama. Penggunaan cabai Jawa dalam berbagai ramuan jamu tradisional terus diwariskan turun-temurun hingga kini.
Meskipun cabai Jawa semakin kalah populer dengan kedatangan cabai modern, tanaman ini tetap menjadi bagian dari budaya kuliner dan pengobatan tradisional Indonesia. Kini, cabai Jawa kembali menarik perhatian karena manfaat kesehatannya yang melimpah, yang juga sejalan dengan tren konsumsi bahan alami dalam pengobatan.
"Sensasi kepedasan cabai jawa yang lebih rendah dibanding cabai rawit, tetapi memberikan rasa hangat yang khas. Penggunaannya lebih dominan dalam masakan berkuah seperti gulai atau sebagai campuran jamu." tulis laman tersebut.
Perbedaan Cabai Jawa dengan Cabai Biasa
Meskipun keduanya sama-sama memberikan rasa pedas, cabai Jawa memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan cabai biasa, seperti cabai rawit atau cabai merah. Perbedaan utama terletak pada rasa pedas yang dihasilkan. Cabai Jawa memiliki rasa pedas yang lebih hangat dan lembut, berbeda dengan cabai rawit yang memberikan sensasi pedas yang tajam dan menyengat.
Dari segi morfologi, cabai Jawa juga berbeda karena tumbuh sebagai tanaman merambat dengan buah yang lebih kecil dan memanjang. Sementara itu, cabai biasa tumbuh sebagai tanaman dengan batang tegak dan buah yang lebih besar. Cabai Jawa juga memiliki warna yang lebih gelap ketika matang, sedangkan cabai merah memiliki warna cerah yang mencolok.
Selain itu, cabai Jawa sering digunakan dalam masakan berkuah, seperti gulai atau sebagai campuran jamu, sementara cabai biasa lebih sering digunakan dalam sambal segar atau ditambah langsung ke masakan untuk memberikan sensasi pedas yang lebih kuat.
Advertisement
Manfaat Cabai Jawa Bagi Kesehatan
Cabai Jawa tidak hanya populer dalam dunia kuliner, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari cabai Jawa:
- Anti-inflamasi: Kandungan piperine dalam cabai Jawa memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Ini sangat berguna untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, seperti artritis atau nyeri otot.
- Meningkatkan Metabolisme: Piperine dalam cabai Jawa dapat merangsang metabolisme tubuh dan meningkatkan pembakaran kalori. Ini membuat cabai Jawa berguna untuk mereka yang ingin meningkatkan proses pencernaan dan menurunkan berat badan.
- Sifat Antibakteri: Minyak atsiri yang terdapat dalam cabai Jawa memiliki sifat antibakteri, membantu melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Ini membuatnya berguna untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Saponin yang terkandung dalam cabai Jawa berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan penyakit dan infeksi.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Cabai Jawa dapat merangsang produksi enzim pencernaan, yang membantu tubuh dalam proses pencernaan makanan. Ini membuatnya bermanfaat bagi mereka yang sering mengalami gangguan pencernaan atau masalah perut.
- Meringankan Masalah Pernapasan: Cabai Jawa juga diketahui memiliki khasiat untuk mengatasi masalah pernapasan, seperti sesak napas, batuk, dan bronkitis.
Bagaimana Cara Mengolah Cabai Jawa?
Cabai Jawa dapat diolah dengan berbagai cara untuk mendapatkan manfaatnya, baik dalam kuliner maupun pengobatan. Salah satu cara yang umum adalah dengan mengeringkan cabai Jawa, lalu menghaluskannya menjadi bubuk atau menggunakan buahnya langsung dalam masakan. Bubuk cabai Jawa sering digunakan dalam campuran bumbu masak atau sebagai bahan utama dalam pembuatan jamu.
Selain itu, cabai Jawa juga dapat digunakan dalam bentuk seduhan, di mana buah cabai yang telah dikeringkan direbus untuk diambil airnya. Ramuan ini biasanya digunakan untuk meredakan masuk angin atau sebagai minuman penghangat tubuh. Beberapa orang juga mengunyah buah cabai Jawa yang masih muda sebagai pengobatan untuk meningkatkan nafsu makan atau sebagai bahan alami untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
Jika ingin memanfaatkan cabai Jawa dalam pengobatan, petik buah cabai yang masih muda, cuci bersih, dan kunyah perlahan hingga lumat sebelum menelannya. Pengolahan cabai Jawa yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal bagi kesehatan tubuh.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Apa perbedaan antara cabai Jawa dan cabai biasa?
Cabai Jawa memiliki rasa pedas yang lebih hangat dan lembut, sedangkan cabai biasa seperti cabai rawit lebih pedas dan tajam.
Apa manfaat kesehatan yang dimiliki cabai Jawa?
Cabai Jawa memiliki manfaat antiinflamasi, antibakteri, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Ini juga digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Bagaimana cara mengolah cabai Jawa?
Cabai Jawa dapat diolah dengan cara mengeringkannya, menghaluskannya menjadi bubuk, atau menggunakannya langsung dalam masakan atau ramuan jamu.
Sejak kapan cabai Jawa digunakan dalam masakan Indonesia?
Cabai Jawa sudah digunakan dalam masakan Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapahit sebagai bahan utama pemberi rasa pedas sebelum kedatangan cabai merah dari Eropa.
Di mana cabai Jawa dapat tumbuh dengan baik?
Cabai Jawa tumbuh subur di daerah tropis Indonesia, khususnya di Jawa, Sumatera, Madura, dan Bali, yang memiliki iklim yang mendukung tanaman merambat ini.
