Mengenal Ragam Operasi Bariatrik untuk Atasi Obesitas

Menurut Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Grha Kedoya Jeffrey ada beragam jenis operasi bariatrik yang dapat dilakukan

oleh Tim Regional diperbarui 04 Des 2023, 12:27 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 12:11 WIB
Obesitas
Obesitas

Liputan6.com, Yogyakarta - Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus (kencing manis), dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Bedah bariatrik (Bariatric Surgery) adalah operasi yang dilakukan untuk menghindari komplikasi dari masalah obesitas seperti sakit jantung, kolesterol dan hipertensi.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Grha Kedoya Jeffrey ada beragam jenis operasi bariatrik yang dapat dilakukan:

1. Sleeve gastrectomy

Seperti namanya menunjukkan, adalah operasi di mana lambung ‘dilangsingkan’ menjadi berbentuk lengan panjang baju (sleeve). Dengan cara ini terjadi pembatasan jumlah makanan yang dapat dikonsumsi.

Seiring dengan hal itu, jumlah hormon lapar/napsu makan (hormon Ghrelin) pun menurun. Hormon ini banyak diproduksi di bagian lambung yang dipotong dan tidak digunakan lagi.

Pasien obesitas morbid (obesitas yang parah) akan mengalami penurunan berat badan hingga 70 persen dari kelebihan berat badannya dalam waktu 6-12 bulan setelah operasi. Pada contoh kisah Nanette di atas, kelebihan berat badannya adalah 60 kilogram, sehingga dalam waktu 6-12 bulan diharapkan akan terjadi penurunan sebanyak 42 kilogram.

Jumlah yang cukup mencengangkan, apalagi bila disadari bahwa penurunan itu jauh lebih menetap dibandingkan dengan metode diet konvensional yang seringkali menyebabkan fenomena yo-yo (fenomena di mana berat badan turun naik secara drastis).

 

RYGB

2. Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB)

Salah satu teknik pembedahan bariatrik yang paling banyak digunakan untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas morbid. Mekanisme penurunan berat badan pada Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) ada dua, yaitu restriksi gaster dan malabsorbsi ringan.

Operasi dilakukan dengan memisahkan sedikit bagian gaster, lalu membuat kantong kecil (pouch) berukuran sekitar 10–20 mL dari bagian gaster yang telah dipisahkan tadi. Kantong kecil inilah yang akan menjadi lambung dapat menampung makanan dalam volume kecil sehingga menyebabkan “restriksi”. Dengan ukuran lambung yang kecil, diharapkan pasien menjadi lebih cepat kenyang.

Pouch kemudian disambungkan dengan usus halus yaitu jejunum bagian proksimal dengan melewati (bypass) duodenum, sehingga tidak terjadi proses penyerapan kalori di duodenum, metode ini disebut “malabsorbsi”.

3. Single Anastomosis Duodenal-lleal Bypass (SADI-S)

SADI-S (Single anastomosis duodeno-ileal bypass with sleeve gastrektomi) adalah varian terbaru dari operasi penggantian duodenum, yang selama tiga dekade telah membantu pasien obesitas mengendalikan berat badannya. Manfaat utama SADI-S adalah dibuat satu bypass usus, bukan dua kali, sehingga waktu operasi lebih singkat dan risiko kebocoran usus berkurang.

SADI-S sebenarnya menghilangkan lebih sedikit bagian usus dibandingkan jenis operasi bariatrik lainnya, sehingga meningkatkan jumlah nutrisi yang dapat diserap tubuh Anda. Namun, Anda perlu mengonsumsi vitamin seumur hidup. Karena hanya satu sambungan usus baru yang dibuat di SADI-S, risiko bocornya isi usus dari usus ke dalam rongga tubuh lebih kecil. Sambungan tunggal ini juga memiliki keuntungan dalam mencegah kemungkinan terjadinya penyumbatan usus di kemudian hari, yang disebut juga dengan hernia internal.

Manfaat Operasi Bariatik

Adapun manfaat oiperasi bariatrik, antara lain:

1. Mampu menghasilkan penurunan berat badan yang bertahan dalam jangka waktu lama.

2. Menurunkan Faktor resiko penyakit diabetes, penyakit stroke, penyakit jantung dan hipertensi.

3. Meningkatkan angka harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya