Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah gorengan menyebabkan diabetes? Banyak orang Indonesia menyukai gorengan, mulai dari pisang goreng, tempe mendoan, hingga ayam goreng. Camilan ini mudah dijumpai dan lezat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, kebiasaan mengonsumsi gorengan secara berlebihan tanpa diimbangi pola hidup sehat dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes. Penting untuk memahami bagaimana gorengan dapat memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko penyakit kronis ini.
Artikel ini akan membahas secara rinci kandungan nutrisi dalam gorengan, dampaknya terhadap kadar gula darah, serta memberikan panduan praktis untuk mengurangi risiko diabetes melalui pilihan makanan dan gaya hidup yang sehat. Dengan memahami informasi ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih makanan dan menjaga kesehatan jangka panjang.
Berikut penjelasannya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari Healthline dan Livestrong, Minggu (9/3/2025).
Kandungan Nutrisi dalam Gorengan
Gorengan, secara umum, kaya akan lemak, khususnya lemak jenuh dan lemak trans. Kandungan lemak ini bervariasi tergantung jenis gorengan dan minyak yang digunakan. Selain lemak, gorengan juga mengandung karbohidrat, terutama jika dilapisi tepung. Kandungan proteinnya relatif rendah, kecuali pada gorengan yang berbahan dasar daging atau kacang-kacangan.
Lemak jenuh dan trans yang tinggi dalam gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara itu, karbohidrat yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah, terutama jika gorengan dikonsumsi secara berlebihan.
Sebagai contoh, satu porsi pisang goreng mungkin mengandung sekitar 200-300 kalori, sebagian besar berasal dari lemak dan karbohidrat. Konsumsi berlebih dari kalori ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.
Advertisement
Lemak Jenuh dalam Gorengan
Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang padat pada suhu ruang. Lemak jenuh banyak ditemukan dalam gorengan karena proses penggorengan yang menggunakan minyak dalam jumlah banyak pada suhu tinggi. Konsumsi lemak jenuh berlebihan dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol LDL, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.
Beberapa jenis gorengan, terutama yang menggunakan bahan-bahan seperti santan atau minyak kelapa, memiliki kandungan lemak jenuh yang sangat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi gorengan ini agar tidak berlebihan. Pilihlah metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang, merebus, atau mengukus, untuk mengurangi asupan lemak jenuh.
Tinggi Kalori
Gorengan umumnya tinggi kalori. Proses penggorengan menyebabkan makanan menyerap banyak minyak, sehingga meningkatkan jumlah kalori secara signifikan. Konsumsi kalori berlebih secara konsisten dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.
Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Resistensi insulin merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol asupan kalori dan menjaga berat badan ideal untuk mengurangi risiko diabetes.
Advertisement
Kandungan Berbahaya pada Gorengan: Akrilamida
Selain lemak dan kalori, gorengan juga berpotensi mengandung akrilamida, senyawa kimia yang terbentuk saat makanan yang mengandung pati (seperti kentang) digoreng pada suhu tinggi. Akrilamida telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada beberapa penelitian hewan, meskipun penelitian pada manusia masih belum konklusif.
Untuk mengurangi pembentukan akrilamida, disarankan untuk tidak menggoreng makanan pada suhu yang terlalu tinggi dan terlalu lama. Memilih metode memasak alternatif, seperti memanggang atau merebus, juga dapat membantu mengurangi paparan akrilamida.
Apakah Gorengan Menyebabkan Diabetes?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gorengan tidak secara langsung menyebabkan diabetes. Namun, konsumsi gorengan yang berlebihan dan rutin dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 melalui beberapa mekanisme:
- Penambahan berat badan dan obesitas: Kalori dan lemak tinggi dalam gorengan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.
- Resistensi insulin: Lemak jenuh dan trans dalam gorengan dapat mengganggu metabolisme insulin, menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes.
- Lonjakan gula darah: Karbohidrat tinggi dalam gorengan dapat menyebabkan lonjakan gula darah, yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Oleh karena itu, meskipun gorengan tidak secara langsung menyebabkan diabetes, konsumsi yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Advertisement
Gorengan dan Gula Darah
Efek gorengan terhadap gula darah bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis gorengan, jumlah yang dikonsumsi, dan kondisi kesehatan individu. Gorengan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti pisang goreng atau ubi goreng, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih signifikan dibandingkan gorengan yang berbahan dasar protein, seperti ayam goreng tanpa tepung.
Lemak dalam gorengan dapat memperlambat proses pencernaan dan penyerapan gula, tetapi hal ini tidak selalu mencegah lonjakan gula darah. Penting untuk mengontrol porsi dan memilih jenis gorengan yang lebih sehat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap gula darah.
Gorengan dan Risiko Obesitas
Konsumsi gorengan berlebihan berkontribusi pada peningkatan berat badan dan obesitas. Kalori tinggi dan kandungan lemak yang tinggi dalam gorengan menyebabkan penumpukan energi yang lebih besar daripada yang dibutuhkan tubuh. Kelebihan energi ini disimpan sebagai lemak tubuh, yang dapat menyebabkan obesitas.
Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2 karena dapat menyebabkan resistensi insulin. Oleh karena itu, membatasi konsumsi gorengan dan menjaga berat badan ideal sangat penting untuk mengurangi risiko diabetes.
Advertisement
Risiko Kesehatan Lain Akibat Makan Gorengan
Selain diabetes, konsumsi gorengan berlebihan juga dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan lainnya, antara lain:
- Penyakit jantung koroner
- Stroke
- Beberapa jenis kanker
- Gangguan hati
- Peradangan kronis
Alternatif Sehat Gorengan
Untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi gorengan, berikut beberapa alternatif sehat:
- Gunakan minyak sehat untuk menggoreng, seperti minyak zaitun extra virgin atau minyak kelapa murni dalam jumlah sedikit.
- Pilih metode memasak alternatif yang lebih sehat, seperti memanggang, merebus, mengukus, atau menumis.
- Kurangi frekuensi konsumsi gorengan dan batasi porsinya.
- Pilih gorengan yang lebih sehat, seperti gorengan yang dibuat dengan sedikit minyak dan bahan-bahan yang lebih bernutrisi.
- Konsumsi makanan seimbang yang kaya serat, buah, dan sayur untuk menyeimbangkan asupan nutrisi.
Kesimpulannya, meskipun gorengan tidak secara langsung menyebabkan diabetes, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko. Dengan memahami kandungan nutrisi dan efeknya terhadap kesehatan, Anda dapat membuat pilihan makanan yang lebih bijak dan menjaga kesehatan jangka panjang. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Advertisement
