Peternakan Sapi di Enrekang Butuh Kreativitas dan Inovasi

Kabupaten Enrekang dikenal sebagai salah satu daerah peternakan sapi, namun belum dimaksimalkan potensinya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 14 Des 2023, 05:59 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 05:59 WIB
Literasi daerah
Gelar wicara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kabupaten Enrekang, Rabu (13/12/2023). (Liputan6.com/ Dok Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Budaya literasi merupakan budaya peradaban modern untuk mengakselerasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa budaya literasi, tidak akan ada percepatan perkembangan dari berbagai sektor, baik dalam skala domestik nasional.

"Budaya literasi bukan hanya slogan semata. Bukan hanya soal baca tulis, tetapi bagaimana kita mengembangkan diri melalui kekuatan pengetahuan," kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Enrekang Andi Sapada, saat gelar wicara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kabupaten Enrekang, Rabu (13/12/2023).

Sementara itu, acara yang digelar bersamaan dengan launching buku Biografi Bupati Enrekang periode 2018-2023, Muslimin Bando, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan, dengan kekuatan pengetahuan melalui pendidikan yang baik, Indonesia akan maju.

Pendidikan yang baik dan berkualitas, akan didapat jika seluruh civitas akademika punya kemampuan membaca dan daya serap pemahaman yang baik. Tidak cukup sampai di situ, tetap diperlukan dukungan dari masyarakat melalui regulasi yang diciptakan eksekutif dan legislatif.

"Fakta menunjukkan beberapa negara dengan kekayaan alam terbatas tapi menjadi negara industrialisasi yang sangat maju karena ditopang oleh manusia yang berkualitas," kata Syarif Bando.

Kemampuan membaca dan memahami makna tersirat dan tersurat dari sebuah bacaan merupakaan inti daripada pengajaran merdeka belajar. Oleh karena itu diperlukan guru penggerak dan siswa pembelajar yang baik.

 

Potensi Peternakan Sapi Enrekang

Kabupaten Enrekang dikenal sebagai salah satu daerah pertanian dan peternakan, utamanya sapi. Sayangnya, masih banyak yang mengolahnya secara tradisional. Belum bisa menambah nilai jual tinggi.

"Hasilnya, akan beda jika para peternak maupun petani memiliki banyak pengetahuan dari membaca. Kreativitas dan inovasi bakal jadi faktor pembeda. Nilai jual akan lebih tinggi ketika sudah punya nilai industri," kata anggota Komisi X DPR RI Mitra Fachruddin.

Sedangkan, akademisi Universitas Muhammadiyah Enrekang Ilham Kadir menerangkan, literasi akan hidup jika menghadirkan peran keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dan di sektor pendidikan, peran sekolah dalam menyediakan bahan bacaan dan peran serta guru dalam mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk membiasakan membaca harus dimaksimalkan.

"Ketika anda berilmu, tanpa menjadi pejabat pun anda akan dihormati. Karena ilmu hanya bisa didapatkan dengan membaca, menelaah, dan mempraktikannya," tandas Ilham Kadir.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya