Langkah Tegas ASEAN: Menyuarakan Pernyataan Bersama tentang Perubahan Iklim di COP 28

Indonesia menyajikan kebijakan perubahan iklim global Negara-negara Anggota ASEAN melalui ASEAN Joint Statement on Climate Change (AJSCC) COP 28.

oleh Novia Harlina diperbarui 24 Des 2023, 15:41 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 00:59 WIB
Climate Change (AJSCC) COP 28. (Liputan6.com/ ist)
Climate Change (AJSCC) COP 28. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memegang peran tuan rumah dalam acara konferensi COP 28 yang berjudul "Refleksi Keketuaan ASEAN 2023 melalui ASEAN Joint Statement on Climate Change to COP 28."

Acara tersebut menandai langkah penting dalam upaya ASEAN untuk mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan kolaborasi antara negara-negara anggota serta mitra mereka.

Indonesia menyajikan kebijakan perubahan iklim global Negara-negara Anggota ASEAN melalui ASEAN Joint Statement on Climate Change (AJSCC) COP 28. Tujuan utama acara ini adalah untuk mengumpulkan masukan dari para mitra dan memperkuat kerja sama antara ASEAN dan mitra mereka dalam menanggulangi perubahan iklim.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar mendesak para pihak untuk memperkuat target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) 2030, sejalan dengan target Kesepakatan Paris pada akhir tahun 2023.

"Saya mendorong negara-negara maju untuk memberikan bantuan keuangan dan dukungan teknis kepada negara-negara berkembang secara tepat waktu, berkelanjutan, dan inklusif," katanya, Jumat (8/12/2023).

 

 

Penyusunan Kembali AJSCC

Untuk menunjukkan komitmen ASEAN terhadap perubahan iklim, Negara-negara Anggota ASEAN kembali menyusun AJSCC, dengan Indonesia memimpin penyusunan zero draft. Ini melibatkan referensi terhadap dokumen-dokumen sebelumnya, Perjanjian Paris, hasil konferensi perubahan iklim Sharm el-Sheikh, dan isu-isu baru yang relevan di ASEAN.

Wukir Amintari Rukmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan gambaran komprehensif tentang sejarah dan komponen utama AJSCC, yang terdiri dari Open Section, Content Section, dan Closing Section.

Diskusi berlanjut dengan penekanan pada posisi ASEAN yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Ahmad Zaiemaddien Halbi dari Brunei Climate Change Secretariat dan Thomas Nifinturi dari ACCTHPC membahas dampak ekonomi dan upaya koordinasi dalam mengatasi perubahan iklim di kawasan ASEAN.

Kemudian sesi pertukaran wawasan dan rekomendasi melibatkan Dr. Vong Sok dari Sekretariat ASEAN, Julie Amoroso-Garbin dari UNFCCC, dan Maria Poddey dari GIZ.

Mereka menyoroti pentingnya menerjemahkan kebijakan dan strategi menjadi tindakan serta memberikan dukungan internasional bagi inisiatif perubahan iklim ASEAN.

Sementara Direktur Jenderal Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dhewanthi menekankan implikasi perubahan iklim di wilayah ASEAN dan mencerminkan semangat ASEAN dalam memperkuat upaya, sejalan dengan seruan Presidensi COP 28 untuk "act, unite, and deliver."

Acara ini didukung oleh Pemerintah Jerman melalui proyek ASEAN EU-German Climate Program (CAP), bekerja sama dengan GIZ, Sekretariat ASEAN, dan AWGCC.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya