Pakar UNY Bagikan Tips Pilih Jurusan di Perguruan Tinggi yang Tak Bikin Stres

Penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi sudah di depan mata. Hal ini menjadi perhatian pemerhati pendidikan UNY Dr. Das Salirawati. Ia memiliki tips dalam memilih Jurusan di Perguruan Tinggi dan menjelaskan peran orang tua di dalamnya.

oleh Yanuar H diperbarui 13 Feb 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 21:00 WIB
[Bintang] Herfiza dan Ricky Harun
Tugas seorang Fiza tidak hanya menjadi ibu bagi kedua anaknya dan istri dari Ricky Harun. Sekarang ini ia mendapat amanah untuk menjadi seorang dosen jurusan Psikologi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. (Instagram/herfiza)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerhati pendidikan UNY Das Salirawati mengatakan peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan anak dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Hal ini penting agar sanag anak tidak bingung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi pilihannya. “Di saat-saat seperti ini peran orangtua sangat dituntut,” katanya, Selasa (6/2/2024). 

Salirawati mengatakan orang tua jangan terlalu mendikte atau menekan anak untuk masuk universitas atau perguruan tinggi pada jurusan tertentu, karena sangat fatal bagi perkembangan mental anak khususnya. Ia menunjukkan fakta banyak anak yang mengalami stres bahkan depresi karena paksaan orangtua untuk meneruskan kuliah di program studi tertentu di perguruan tinggi tertentu. 

“Secara psikologis ada beberapa macam penyebab, misalnya obsesi orangtua yang sangat mendambakan anaknya menjadi sarjana tertentu, atau cita-cita orangtua dahulu yang tidak kesampaian lalu anak dijadikan sasaran untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Ini keliru,” tegas Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY. 

Untuk itu Das Salirawati mempunyai tips agar anak tidak stress  dalam menghadapi kebingungan memilih program studi di perguruan tinggi. Pertama, pilihlah jurusan yang memiliki prospek kerja yang tinggi dan luas. 

“Carilah informasi sebanyak mungkin melalui internet atau media lain,” ujarnya. 

Penting berdiskusi antara anak dan orang tua melihat kemungkinan peluang diterimanya dan tentang kebutuhan tenaga kerja lulusannya oleh suatu institusi atau perusahaan, sehingga kemungkinan dapat masuk bekerja di sana. Selanjutnya, tips memilih jurusan di perguruan tinggi lainnya adalah pertimbangkan kemampuan akademis (kecerdasan intelektual), biaya, dan mental anak bukan pada ambisi atau obsesi orang tua semata.

 “Demikian juga kemampuan biaya atau finansial, apakah kira-kira mampu membiayai sampai lulus atau tidak. Seyogyanya orang tua juga dapat mengukur kemampuan diri, jangan hanya karena gengsi,” kata Das Salirawati. 

Orang tua kembali lagi harus mengetahui jika menyelesaikan studi di perguruan tinggi tidak cukup hanya siap otak dan biaya, tetapi juga harus siap mental. Hal ini karena ketika kuliah mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar dan berusaha sendiri, dan akan bertemu dengan dosen-dosen yang unik.

Das Salirawati juga memberikan alternatif pilihan program studi yang dapat dipilih seperti jurusan Artificial Intelligence (AI) yang termasuk jurusan langka namun banyak diburu karena prospek kerjanya yang luas. Menurutnya studi lanjut juga dapat mempertimbangkan jurusan yang tidak hanya fokus pada satu bidang kerja. 

“Misalnya jurusan Sastra Inggris, dimana lulusannya memiliki kesempatan bekerja di bidang apapun. Mulai dari sekretaris, trainer Bahasa Inggris, translater, dan banyak lagi. Sarjana Sastra Inggris yang handal, lancar berbicara dan juga ahli menulis artikel atau makalah dalam Bahasa Inggris banyak dibutuhkan di lapangan. Bahkan saat ini sarjana Bahasa Inggris banyak diminta bantuan oleh café atau restoran besar hanya untuk memberi nama makanannya dalam Bahasa Inggris agar menarik," katanya.

Tips terakhir memilih jurusan di perguruan tinggi dari Das Salirawati adalah sesuaikan minat anak dengan program studi yang dipilih. Tidak  harus dari perguruan tinggi ternama, asal  dalam menimba ilmu benar-benar serius dan menguasai, maka  akan mampu berkompetisi dengan sarjana-sarjana lulusan kampus terkenal. 

“Dengan demikian hal yang terpenting adalah kompetensi diri anak yang matang dan handal yang dapat membawa anak meraih kesuksesan dalam bekerja,” tutup Das Salirawati.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya