Kisah Rere Peniti Benang, Sulap Sampah Jadi Pundi-Pundi Rupiah

Peniti Benang memiliki arti yang filosofis. Penggabungan dua kata peniti dan benang yang memiliki arti meniti serat perjalanan.

oleh Tim Regional diperbarui 17 Mei 2024, 14:20 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2024, 14:17 WIB
Rere Peniti Benang
Rere Peniti Benang (dok. Instagram)

Liputan6.com, Jakarta -l Sampah tak selau menjadi hal kotor dan buruk, tetapi bisa juga menarik perhatian orang-orang yang yang memiki kepedulian tingi terhadap lingkungan. Penting sekali untuk mengetahui cara mengatasi pencemaran tanan dan lingkungan di era modern ini. Pencemaran tanah dan lingkungan dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan ekosistem flora dan fauna.

Ada satu tokoh penyelamat bumi yang menyulap sampah menjadi pundi-pundi rupiah. Namanya Rere, seorang perempuan muda dengan sejuta ide dan tangan yang kreatif. Sejak kecil, ia memiliki kepedulian terhadap limbah dan sampah. Maklum saja, keluarganya bagian dari komunitas pendidikan di daerah Bantar Gebang, Bekasi.

Di umurnya yang masih 22 tahun, Rere mampu membangun usaha dengan memanfaatkan limbah sampah non organik, seperti kaca, kain perca, dan plastik. Bisnis UMKMnya tersebut bergerak di bidang craft yang bernama Peniti Benang yang berdiri sejak 2020. Ia mengusung produk-produk kolaborasi.

Peniti Benang memiliki arti yang filosofis. Penggabungan dua kata peniti dan benang yang memiliki arti meniti serat perjalanan.

Produk yang sudah dijual Rere dalam brand Peniti Benang ini bermacam-macam, dari barang yang kecil hingga barang yang dapat digunakan sebagai fashion. Seperti gantungan kunci, anting dari limbah kaca, bandana dari perca kain, scrunchy dari perca kain, dan yang terbaru mencoba mengelola plastik jadi pouch.

Tak hanya produk nya yang unik dan bagus, harga dari produk-produk Peniti Benang pun juga tergolong sangat murah, kisaran mulai dari Rp 35.000 untuk aksesoris kecil sampai yang paling mahal Rp 117.000 untuk produk fashion.

Dengan modal kain perca yang diambil dari penjahit seharga Rp 10.000 per kilogram dan pecahan kaca yang diambil dari Bank Sampah seharga Rp 5.000 per kilogram, Rere dapat membuat berbagai produk dengan untung yang sangat besar. Satu produk aksesoris kecil dari kain perca Rere mendapat untung Rp 5000 dan satu produk aksesoris kecil dari limbah kaca Rere mendapat untung Rp 3.500.

Berkat ide dan tangan kreatif beliau mampu membuat lebih dari 2.000 barang selama tiga tahun ini yang berhasil didistribusikan ke beberapa offline store antara lain, Jogja Art Craft, Jakarta POP Craft, dan Semesta Mendukung Bali.

Selain di tingkat nasional, Rere juga berharap bisnisnya akan dikenal di luar negeri dan bisa bersaing di pasar internasional. Ia mempunyai keinginan untuk bisa menjual produknya ke kancah internasional.

Rere punya wishlist dapat menjual produknya ke Etsy, Etsy adalah platform jual-beli khusus produk craf pasar mancanegara.

(Penulis: Mayang Insan Putri Nagusva, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya