Liputan6.com, Jakarta Seorang guru tewas diseruduk truk box bermuatan tepung, Selasa (11/7/2024). Haris Gunawan, 43 tahun, nama guru malang itu tewas seketika di lokasi karena terluka parah di kepala.
Baca Juga
Advertisement
Kecelakaan ini terjadi tak jauh dari tempat korban mengajar di SDN 3 Kraton, di jalan Mayjen Sungkono, Kampung Pongkoran, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Versi polisi, kecelakaan terjadi usai korban mengunjungi seseorang kenalannya di kampung Pongkoran. Saat hendak kembali ke sekolah, korban memilih melawan arus diduga agar cepat sampai ke sekolah yang berjarak hanya 500 meter dari TKP.
Setelah keluar dari mulut gang, Haris melajukan sepeda motor Supra 125 miliknya agak ke kanan karena ada sepeda motor parkir di bahu jalan. Dan bersamaan dengan itu, dari arah berlawan muncul truk box berkecepatan tinggi. Tabrakan pun tak terjadi.
"Korban terseret sekitar 10 meter dan langsung meninggal di lokasi," kata Kepala Jaga Kantor Unit Lakalantas, Satlantas Polres Bangkalan, Aiptu Buchori.
Korban Terseret
Supir truk box maut itu seorang pemuda berusia 27 tahun inisial HD. Ia warga Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
Setelah tahu pengendara motor yang ditabraknya meninggal, ia panik dan wajahnya nampak pucat pasi, berharap korban segera dievakuasi.
Menurut Aiptu Buchori, sopir truk sempat membantah korban terseret. Namun bukti-bukti di TKP, ditambah keterangan saksi-saksi, menunjukkan sebaliknya.
"Kalau tidak terseret, tak mungkin lukanya separah itu," kata dia.
Advertisement
Jalur Searah
Jalan Mayjen Sungkono tempat terjadinya kecelakaan, telah lama diubah oleh Dinas Perhubungan setempat menjadi jalur kendaraan satu arah. Ini jalur utama menuju pusat kota Kabupaten Bangkalan.
Karena satu arah, banyak pengendara sepeda motor yang malas memutar jauh, sehingga mereka memilih melawan arah agar cepat sampai ke tujuan.
Bahkan, setelah kecelakaan terjadi, praktek melawan arah di jalur ini masih terjadi, seolah mereka tidak takut bahwa kecelakaan serupa bisa saja menimpa.
"Saya memang suka melawan arah. Sebab kalau ikut jalur searah, harus memutar hampir satu kilo lebih untuk sampai ke rumah. Kalau lawan arus, cuma dua ratus meteran sudah sampai depan gang, yang penting hati-hati," tutur Maniya, warga kelurahan Kraton, yang sehari-hari berjualan di Stadion Gelora Bangkalan.
Bersedekah setelah berjamaah
Meninggalnya Haris Gunawan membuat orang-orang yang mengenalnya tak percaya guru berstatus PNS itu pergi begitu cepat.
Namun mereka percaya, guru yang tinggal di Kelurahan Mlajah itu meninggal dengan Khusnul khatimah, karena ada beberapa kebajikan yang dilakukan almarhum sebelum terjadi kecelakaan.
"Insyaallah almarhum Khusnul khotimah," kata Sani, tukang becak yang biasa mangkal di jalan Mayjen Sungkono tempat kecelakaan terjadi.
Jadi, saat jam istirahat sekolah, almarhum Haris langsung pergi ke Masjid di Markas Kodim Bangkalan untuk salat duhur berjamaah.
Selepas salat, almarhum langsung menuju ke rumah seorang warga tunanetra di Kampung Pongkoran, untuk menyerahkan sedekah. Pulang dari menyerahkan sedekah inilah dia kecelakaan dan meninggal.
"Begitu cerita yang saya dengar dari beberapa warga, setelah mereka tahu korban kecelakaan adalah pak guru," tutur Sani.
Advertisement