Santri Ponpes Al-Aziziyah Lolos Wakili Provinsi NTB sebagai Imam dan Khatib di UEA

Ulum merupakan satu satunya warga NTB yang lolos seluruh tes, mulai dari tes administrasi, tes online hingga wawancara langsung.

oleh Hans Bahanan diperbarui 23 Jul 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 04:00 WIB
Ulum Ul Agnia
Ulum Ul Agnia (paling kiri) berfoto dengan pimpinan ponpes Al-Aziziyah dan keluarga.

Liputan6.com, Mataram Salah seorang Alumni Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, NTB, M Agnia Ul Ulum (23) terpilih menjadi Imam dan Khatib di Uni Emirat Arab (UEA).

Bersama 28 orang yang terpilih dari berbagai provinsi di Indonesia, Ulum merupakan satu satunya warga NTB yang lolos seluruh tes, mulai dari tes administrasi, tes online hingga wawancara langsung.

Ulum bercerita awal mulanya ia hanya mencoba untuk mendaftar setelah mendengar informasi bahwa Kementerian Agama (Kemenag) membuka pendaftaran calon imam dan khatib di UEA.

“Paman saya kasih tahu kalau Kemenag buka pendaftaran calon imam, saya ikut. Saya sempat kaget ternyata jumlah pendaftar hampir 500 orang se-Indonesia,” kata Ulum Minggu (21/07/2024).

Pengalaman di Sudan

Namun, setelah wawancara tahap pertama dan kedua berupa tes Tes Online tulis yaitu tentang fikih, tajwid, Bahasa Arab, moderenisasi beragama (wasatiyah). Ulum terpilih ke tahap berikutnya.

Tahapan terakhir tersebut adalah tes wawancara langsung atau tes lisan oleh beberapa orang dewan juri yang berasal dari UEA. Di antara tesnya adalah kemampuan berbahasa arab, mendalami ilmu fiqh, pengetahuan moderenisasi agam, membaca kitab gundul dan tes hafalan Al-Quran 30 juz.

“Alhamdulillah saya berhasil melewati rangkaian tes tersebut,” kata dia.

Ulum menceritakan bahwa ia tidak mengalami kesulitan saat wawancara langsung, selain karena hafalannya, juga karena ia telah terbiasa berbicara bahasa arab.

Sebab, sebelumnya ia pernah berkuliah dan mendapat beasiswa di International University of Africa, Khartoum, Sudan hingga semester 6, namun karena terjadi konflik ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

“Saya di Sudan selama 3 tahun, namun karena adanya konflik saya meninggakan Sudan dan melanjutkan kuliah di STIT Al-Aziziyah,” kata dia.

Doa-Doa

Dari pengalaman tersebut, ia berpesan kepada seluruh santri yang menggeluti bidang Al-Quran untuk tetap semangat dan terus belajar sehingga bisa mengikuti langkah dan karirnya.

Tak hanya itu, Ia juga berterima kasih kepada pengasuh ponpes Al-Aziziyah karena telah membimbingnya dalam menuntut ilmu Al-Quran sejak ia menjadi santri baru madrasah tsanawiyah pada tahun 2014 lalu.

“Alhamdulillah saya senang bisa mewakili NTB sebagai Imam dan Khatib di UEA, terima kasih guru-guru saya, terima kasih TGH Fathul Aziz Mustafa atas Ilmu doa dan dukungannya selama ini,” kata Ulum.

Program Imam dan Khatib di Uni Emirat Arab ini merupakan program tahunan kementerian Agama yang dimulai sejak 2017 dan merupakan bagian dari kesepakatan kerja sama Indonesia dan UEA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya