Liputan6.com, Yogyakarta - Limbah dari kitosan kulit udang dan lidah buaya (Aloe vera) di tangan para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bisa menjadi produk yang bernilai. Para mahasiswa tersebut mengubah bahan-bahan tersebut menjadi tabir surya berbahan kitosan dan aloe vera. Sunscreen body lotion ini diklaim mampu melindungi kulit dari paparan sinar UV sekaligus melembabkan kulit.
Mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan produk ini yaitu Rhizma Az Zahra (Kimia), Melisa Sekarlina Putri Dayani (Pendidikan Biologi), Rahma Budiasti (Pendidikan Matematika), Aisyah Ary Yatma (Pendidikan IPA) dan Bartolomius Dias (D4 Manajemen Pemasaran). Menurut Rhizma Az Zahra produk tabir surya yang sering ditemukan, biasanya mengandung zat kimia sintetis sebagai bahan aktif seperti oksibenzon dan avobenzon. Krim tabir surya berbahan kimia dapat melindungi kulit dengan cara memantulkan sinar matahari.
Advertisement
Baca Juga
Namun, tabir surya berbahan sintetis ini juga dapat menimbulkan efek samping pada kulit. Akumulasi bahan itu dapat menimbulkan risiko kanker kulit, toksisitas dan iritasi. “Maka, diperlukan upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan alam sebagai bahan aktif sunscreen body lotion yang aman digunakan. Bahan alam yang diambil yaitu kitosan dan lidah buaya,” kata Rhizma, Kamis 5 September 2024.
Sementara itu, Melisa Sekarlina Putri Dayani mengatakan bahwa, kitosan merupakan polimer dari cangkang udang dan diketahui dapat membentuk lapisan oklusif yang baik. Selain itu juga dapat membentuk lapisan edible film, sehingga dapat menangkal sinar UV secara fisik. “Lidah buaya dapat berperan sebagai antioksidan alami yang bekerja dengan memutus reaksi berantai dari lemak dan membuatnya menjadi lebih stabil, mengikat ion-ion logam, menangkap oksigen, mengurai hidroperoksida menjadi senyawa non radikal serta menyerap radiasi UV,” ungkap Melisa.
Produksi udang di Indonesia mencapai 1,48 juta ton, Rahma Budiasti mengatakan limbah cangkang kulit udang ini ternyata memiliki kandungan 15-20% kitin, 25-40% protein, dan 45-50% kalsium karbonat. Dengan potensi produksi udang tersebut maka dapat menghasilkan limbah berupa kulit udang yang mudah sekali busuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Oleh karenanya kami buat cangkang kulit udang jadi kitosan sebagai bahan baku tabir surya,” paparnya.
Aisyah Ary Yatma menjelaskan tim menamakan produk tabir surya berbahan kitosan dan aloe vera ini dengan nama KiLoev. “Bahan yang digunakan karagenan, aloe vera, aquades, trietanolamin, asam asetat, gliserin, nipagin, pewangi, kulit udang, HCL 1M, NaOH, larutan ninhidrin, pH universal, tube, dan label,” tegas Aisyah.
Langkah pertama adalah membuat kitosan dan ekstrak aloe vera. Peracikan lotion dimulai dengan pembuatan fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari karagenan dan asam stearat. Fase air terdiri dari trietanolamin, gliserin, nipagin, dan aquades (⅓ bagian). Bahan-bahan tersebut dicampurkan sesuai fase masing-masing kemudian dilakukan pemanasan di atas waterbath pada suhu 70-75° C. "Setelah dipanaskan, fase minyak diaduk hingga homogen."
Lalu, masukan fase air ke dalam fase minyak sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan cepat hingga homogen. Setelah kedua fase tercampur homogen, masukan kitosan dan ekstrak Aloe vera sambil ditambahkan aquades sisa (⅔ bagian) sambil terus diaduk hingga semua bahan tercampur homogen. "Lotion yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam tube 100 ml. Kemudian dipasang segel pada mulut tube lalu tempelkan label."
Sementara Bartolomius Dias menyatakan produk KiLoev dipromosikan secara langsung kepada para konsumen dengan menyebarkan brosur dan pamflet. “Kemudian promosi secara tidak langsung melalui sosial media, rutin dan aktif mengikuti berbagai event seperti pameran dan bazaar kosmetik untuk memperkenalkan produk KiLoev serta menggunakan online marketplace,” katanya.
Produk KiLoev dijual seharga Rp28.500 dengan netto 100 ml, harga ini lebih terjangkau dibandingkan merek lain dipasaran. Karya tabir surya berbahan kitosan ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.