Tindakan Vandalisme Kereta Api, KAI Daop 9 Jember: Kami Akan Tindak Tegas

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember mengecam tindakan vandalisme berupa pelemparan pada Kereta Api (KA) Logawa dari Purwokerto tujuan Jember yang sedang melintas di antara Stasiun Rambipuji – Mangli pada Rabu, 9 Oktober 2024 pukul 18.40 WIB.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 12 Okt 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 14:00 WIB
Petugas memeriksa kaca rangkaian kereta api Logawa yang alami tindakan vandalisme berupa pelemparan kaca oleh orang tidak bertanggung jawab (Istimewa)
Petugas memeriksa kaca rangkaian kereta api Logawa yang alami tindakan vandalisme berupa pelemparan kaca oleh orang tidak bertanggung jawab (Istimewa)

Liputan6.com, Jember - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember mengecam tindakan vandalisme berupa pelemparan pada Kereta Api (KA) Logawa dari Purwokerto tujuan Jember yang sedang melintas di antara Stasiun Rambipuji – Mangli pada Rabu, 9 Oktober 2024 pukul 18.40 WIB. Akibat dari tindakan tersebut membuat kaca pada kereta dengan nomor seri K3 02437 retak pada kursi 2AB.

“KAI Daop 9 Jember sangat menyayangkan dan mengecam tindakan vandalisme pelemparan batu yang terjadi pada KA Logawa, selain merusak sarana kereta api, juga bisa membahayakan penumpang yang berada di dalamnya,” tegas Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro Kamis (10/10/2024)

Menindaklanjuti laporan dari masinis KA Logawa tentang terjadinya pelemparan yang dialami oleh KA yang dioperasikannya, tim pengamanan dari Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) segera melakukan penyisiran di lokasi yang diduga terjadinya pelemparan, namun para pelaku telah melarikan diri.

“KAI Daop 9 Jember akan melakukan pengejaran dan mengambil tindakan tegas kepada para pelaku dengan dukungan dari kepolisian setempat,” imbuhnya.

Tindakan vandalisme berupa pelemparan batu kepada kereta api yang melintas, melanggar Pasal 194 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi barang siapa dengan sengaja menimbulkan bahaya bagi lalu lintas umum yang digerakkan oleh tenaga uap atau tenaga mesin yang lain di jalan kereta api atau trem, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

“Jika sampai pelemparan tersebut mengenai penumpang atau petugas sehingga menimbulkan luka, pelakunya bisa diancam dengan pidana maksimal lima belas tahun penjara. Bahkan kalau sampai menyebabkan korban meninggal, sanksinya pidana penjara seumur hidup sebagaimana tertulis di dalam Pasal 194 ayat (2) KUHP,” katanya.

Larangan pelemparan terhadap kereta api juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian sebagaimana Pasal 180 yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang menghilangkan, merusak, atau melakukan perbuatan yang mengakibatkan rusak dan/atau tidak berfungsinya prasarana dan sarana perkeretaapian.

KAI Alami Kerugian Operasional

Lebih lanjut Cahyo mengatakan, atas kerusakan sarana KA Logawa yang menggunakan Ekonomi New Generation keluaran terbaru dari PT INKA, KAI mengalami kerugian, bukan hanya kerugian material tetapi juga kerugian operasional karena suku cadang dan perbaikan masih harus menunggu tim dari PT INKA.

“KAI telah melakukan peningkatan kualitas sarana untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat pelanggan kereta api, untuk itu KAI Daop 9 Jember mengimbau dan mengajak masyarakat untuk ikut menjaga sarana dan prasarana kereta api. Kereta api dalam perjalanannya membawa ratusan penumpang dan tidak bisa berhenti mendadak, jadi jika ada gangguan di perjalanan bisa membahayakan ratusan hingga ribuan nyawa yang dibawanya,” pungkas Cahyo.

 

Infografis Jalur Kereta Api Indonesia
Begini jalur kereta api di seluruh Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya