Liputan6.com, Yogyakarta - Kematian adalah sebuah misteri yang selalu menyelimuti kehidupan manusia. Dalam tradisi spiritual Islam, terdapat sejumlah tanda yang diyakini muncul menjelang seseorang akan meninggalkan dunia.
Islam telah memberikan tanda-tanda kematian bagi para pengikutnya. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah lima untuk menandai pendekatan ajal seseorang:
Advertisement
1. Tanda 100 Hari Sebelum Kematian
Advertisement
Menggigil di Waktu Ashar. Fase pertama dimulai 100 hari sebelum kematian, ditandai dengan gejala menggigil yang kerap terjadi pada waktu asar. Tubuh mulai memberikan sinyal pertama akan datangnya akhir perjalanan hidup. Menggigil ini bukan sekadar gejala fisik biasa, melainkan pertanda spiritual yang mendalam.
Baca Juga
2. Tanda 40 Hari Sebelum Kematian
Denyutan dan Kebingungan. Empat puluh hari menjelang kematian, seseorang akan merasakan denyutan di area pusar disertai perasaan kebingungan. Waktu asar kembali menjadi momen kritis di mana tanda-tanda ini mulai terasa. Kebingungan yang dialami bukan sekadar gangguan mental, namun dipercaya sebagai pertanda spiritual.
3. Tanda 7 Hari Sebelum Kematian
Lonjakan Selera Makan. Fenomena menarik terjadi tujuh hari menjelang kematian. Pasien yang sebelumnya tidak memiliki nafsu makan tiba-tiba mengalami peningkatan selera makan. Perubahan drastis ini dipahami bukan sekadar gejala fisik, melainkan proses spiritual persiapan menuju alam baka.
4. Tanda 3 Hari Sebelum Kematian
Denyutan di Dahi. Tiga hari menjelang kematian, denyutan di bagian tengah dahi akan terasa. Lokasi denyutan yang spesifik ini dianggap memiliki makna spiritual mendalam. Setiap detakan seakan menghitung mundur menuju pertemuan terakhir dengan Yang Maha Kuasa.
5. Tanda Sehari Sebelum Kematian
Denyutan ubun-ubun pada hari terakhir menjadi pertanda paling dekat dengan kematian. Tanda ini dipercaya menandakan bahwa seseorang tidak akan lagi menyaksikan waktu asar keesokan harinya. Sensasi dingin mulai menyelimuti tubuh, menandakan persiapan terakhir menuju perjalanan abadi.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun