Tradisi Jelang Ramadan Perlon Unggahan dan Janji Kampanye Terhadap Masyarakat Adat

Ribuan warga masyarakat adat Bonokeling menjalani ritus jalan kaki sebagai salah satu tahapan tradisi Perlon Unggahan, sebuah tradisi menyambut Ramadan di Karesidenan Banyumas.

oleh Edhie Prayitno Ige Diperbarui 20 Feb 2025, 23:36 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 23:35 WIB
Bonokeling
Ribuan masyarakat adat Bonokeling di Karesidenan Banyumas berjalan kaki puluhan kilometer dari tempat tinggalnya di berbagai Kabupaten sambil membawa hasil bumi untuk ritual Perlon Unggahan, sebuah ritus menyambut bulan Ramadan. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige ... Selengkapnya

Liputan6.com, Semarang - Ribuan masyarakat adat Bonokeling di Karesidenan Banyumas memulai rangkaian upacara adat Perlon Punggahan Anak Putu Bonokeling, Kamis(20/2/2025). Ritual ini adalah tradisi masyarakat Bonokeling yang sudah berusia ribuan tahun.

Para peserta ini berjalan kaki puluhan kilometer dari tempat tinggalnya menuju makam leluhur di Desa Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Berpakaian adat Jawa dan membawa berbagai macam hasil bumi seperti beras dan sayur-sayuran.

Menurut Sudarno, salah satu anak dari juru kunci Bonokeling menyebutkan bahwa laku ritual tersebut sudah setiap tahun dilakukan menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini sudah turun temurun dari ribuan tahun yang lalu.

"Di sepanjang perjalanan, peserta akan disambut oleh anak cucu dan keturunan Kyai Bonokeling. Ritual ini akan berpuncak besok pada Jumat (21/2/2025)," katanya.

Ditambahkan, kegiatan adat Perlon Unggahan meliputi ziarah kepada para leluhur dan meminta keselamatan kepada yang maha kuasa, terlebih saat menjelang bulan Ramadan.

"Sesampainya nanti di Desa Pekuncen, Jatilawang, anak putu akan beristirahat di rumah-rumah Bedogol atau para tetua adat. Kemudian melakukan ritual ziarah ke sejumlah makam, yang paling utama adalah makam Kyai Bonokeling," kata Sudarno.

Dalam prosesi ziarah, anak putu harus melepas alas kaki dan mengantre secara rapih sebelum masuk ke makam. Ini simbol menyatukan diri dengan alam.

 

Tagih Janji Kampanye ke Gubernur Ahmad Luthfi

Tani Merdeka
Komandan Tempur Tani Merdeka, Don Muzakir bersama Aris Munandar menerima hadiah iket (ikat kepala) dari masyarakat adat Bonokeling sebagai simbol persaudaraan dan mengingatkan akan kematian. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige ... Selengkapnya

Ritual tersebut terus dilakukan sebagai wujud konsistensi masyarakat adat menjaga kearifan lokal. Aris Munandar, ketua Komunitas Masyarakat Adat dan Penjaga Tradisi Nusantara menyebut bahwa eksistensi masyarakat adat selalu seksi saat menjadi santapan di panggung politik.

"Kebetulan hari ini adalah tepat saat pelantikan Kepala Daerah. Saatnya kami, masyarakat adat menagih janji kampanye para Kepala Daerah terpilih," kata Aris.

Tagihan janji kampanye masyarakat adat bukanlah hal yang muluk untuk kepentingan pribadi, misalnya menjadi staf khusus, staf ahli, komisaris dan sejenisnya. Janji yang ditagih lebih bersifat sistemik, pengadaan pupuk yang murah dan mudah, perlindungan terhadap eksistensi masyarakat adat dan penjaga lingkungan.

"Saya pikir itu bukan hal sulit. Kepala daerah terpilih, dalam hal di Jawa Tengah adalah Ahmad Luthfi sudah memiliki perangkat komplit," kata Aris.

Untuk memenuhi janji kampanye itu, misalnya bantuan alat pertanian, peningkatan kesejahteraan masyarakat adat, dan juga anggaran untuk masyarakat adat yang besar tapi tak pernah mengucur ke bawah saatnya direalisasikan.

"Gubernur tak bisa leha-leha. Janji harus mulai dibayar sejak sekarang. Jangan banyak berkilah karena selama ini kami menjadi penjaga alam tanpa anggaran negara. Sementara mata anggaran itu entah siapa yang menikmati," kata Aris.

Komandan Serikat Tani Merdeka, Don Mudzakir yang selama ini menjadi jembatan kepentingan masyarakat adat yang berkaitan dengan pertanian menyebut akan mengawal warga untuk menagih janji.

"Sebelumnya kami berterimakasih karena sudah mendapatkan sumur bor dengan kedalaman 60 meter di tiga titik. Ini sangat membantu saat musim kemarau. Namun janji mempermudah dan mempermurah pupuk adalah janji kampanye yang harus segera diwujudkan," kata Don.

Don Mudzakir menyebut bahwa ia akan terus mendampingi masyarakat adat Bonokeling, dan memperjuangkan perlindungan terhadap masyarakat adat itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya