Ada Penunjaman Lempeng Indo-Australia di selatan NTT, Pemicu Gempa M5,2 di Borong

Wilayah terdampak guncangan berada pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.

oleh Arie Nugraha Diperbarui 04 Mar 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 03:00 WIB
peta gempa, NTT
Peta kawasan rawan bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Timur (NTT). (sumber gambar: PVMBG Badan Geologi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pemicu gempa berkekuatan M 5,2 dengan kedalaman hiposenter 161 km di daratan Borong, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (27/2/2025) akibat adanya aktivitas slab-full pada zona intraslab akibat proses penunjaman lempeng Indo-Australia di selatan NTT.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi diperkirakan memiliki intensitas II-III Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di Waingapu.

"Gempa bumi ini adalah gempa dalam sehingga potensi kerusakan yang ditimbulkan tidak akan signifikan," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Jumat (28/2/2025).

Berdasarkan peta kawasan rawan bencana gempa bumi, Wafid menjelaskan wilayah terdampak guncangan berada pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi, dan dapat terdampak guncangan gempa bumi lebih dari VIII skala MMI.

Wafid mengaku hingga analisis gempa bumi ini dibuat, belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut di wilayah yang dekat episenter gempa bumi.

"Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, dan mengikuti arahan atau informasi dari petugas BPBD setempat, namun tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," jelas Wafid.

Wafid menuturkan berdasarkan geologinya, daerah terdekat dengan pusat gempa bumi, disusun oleh batuan Tersier berupa batugamping Miosen dengan selingan batuan gunung api Miosen Tengah. Sebagian kecil merupakan batuan karbonat Neogen dan aluvium terutama di sekitar pantai.

Morfologi wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran tinggi dengan perbukitan bergelombang.

"Data Badan Geologi, wilayah disekitar pusat gempa bumi merupakan tanah keras (kelas C) dan batuan (kelas B)," terang Wafid.

Batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan dapat bersifat lunak, lepas, dan tidak kompak, bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi. Pada lereng curam dapat terjadi gerakan tanah.

Wafid menegaskan kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan sesar permukaan dan bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, likuefaksi dan gerakan tanah.

"Bangunan di wilayah rawan bencana diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi dan atau tsunami, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi," kata Wafid.

Menurut BMKG, episenter gempa bumi berada di darat pada koordinat 8,44 LS - 120,82 BT, 41 km timur laut Borong, Nusa Tenggara Timur. Gempa bumi memiliki magnitudo M 5,2, dengan kedalaman hiposenter 161 km.

Sedangkan badan geologi Amerika Serikat, USGS, melaporkan episenter gempa bumi berada pada koordinat 8,410 LS - 120,783 BT, kedalaman 168 km, dengan magnitudo Mw 5,1.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Antisipasi Gempa Bumi

Dilansir Liputan6, jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

Sebelum Terjadi Gempa:

- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Pastikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

 

Saat Terjadi Gempa

Saat Terjadi Gempa:

- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.

- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.

- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya