Pasar Merespons Negatif Sikap Prabowo

Analis menilai, bila IHSG ditutup di bawah level 5.000 maka memberikan sinyal negatif untuk gerak indeks saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jul 2014, 17:09 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2014, 17:09 WIB
Ilustrasi IHSG 7
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar merespons negatif dari pernyatan sikap calon presiden Prabowo Subianto terhadap hasil pemilihan Presiden (Pilpres). Hal ini terlihat dari laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tertekan pada perdagangan saham Selasa (22/7/2014).

Pada pukul 14.50 WIB, gerak IHSG semakin tertekan dengan melemah 112,95 poin atau sekitar 2,2 persen ke level 5.015,39. Indeks saham LQ45 turun 1,5 persen ke level 868,08.

Laju IHSG sempat menguat ke level 5.141,96 pada awal perdagangan saham. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.155,03 dan level terendah 5.014,01.

IHSG tertekan ini juga didorong dari 260 saham melemah. Sementara itu, 52 saham menguat dan 68 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 232.250 kali dengan volume perdagangan saham 8,23 miliar saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 7,34 triliun pada pukul 15.11 WIB.

Berdasarkan data RTI, sepuluh sektor saham berada di zona merah. Sektor saham infrastruktur turun 1,97 persen, lalu sektor saham perkebunan melemah 1,92 persen, dan sektor saham konstruksi tergelincir 1,89 persen. Investor asing dan lokal sama-sama melakukan aksi beli dan aksi jual bersih.

Sejumlah analis menilai, IHSG tertekan karena aksi jual oleh pelaku pasar. Apalagi setelah Prabowo Subianto menyatakan sikapnya terhadap pemilihan Presiden 2014.

"Penurunan indeks saham ini karena lebih kepada aksi ambil untung. Kalaupun tidak ada gugatan juga cenderung terkoreksi karena sudah terdiskon dengan indikasi kemenangan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo," ujar pengamat pasar modal Reza Priyambada.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, pelaku pasar merespons negatif dari pernyataan sikap Prabowo Subianto menolak pemilihan Presiden 2014. Saat ini pelaku pasar menunggu sikap dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau pihak kalah tidak menerima itu biasa saja. Jadi sekarang tinggal menunggu wasit siapa yang memenangkan pemilihan umum. Saat ini semua tergantung KPU dan SBY," kata Satrio.

Selain itu, Satrio juga optimistis kalau setelah pemilihan umum kondisi keamanan Indonesia akan baik. Hal itu mengingat ada jaminan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Oleh karena itu, ia menilai reaksi pasar terlalu berlebihan.

Satrio mengatakan, bila indeks saham tertekan di bawah level 5.000 maka itu memberikan sentimen negatif untuk bursa saham. "Kalau IHSG tutup di bawah 5.000 maka itu sinyalnya jelek. IHSG akan berada di kisaran 4.998-5.008," ujar Satrio.

Calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto mengatakan, pemilu Presiden 2014 cacat. Dalam pelaksanaan pemilihan Presiden, timnya banyak menemukan pelanggaran dan kecurangan.

Dia mengatakan, penilaian bahwa pilpres cacat berdasarkan tinjauan yang dilakukan timnya terhadap perkembangan situasi yang dihadapi oleh negara dan bangsa terutama terhadap hasil pilpres 2014.

"Kami menemukan beberapa hal yang memperlihatkan cacatnya pilpres 2014 sehingga hilang hak-hak demokrasi rakyat Indonesia, karena itu pilpres oleh KPU bermasalah dan bertentangan dengan UUD 45," kata Prabowo saat memberikan keterangan di Rumah Polonia.

"KPU tidak adil dan tidak terbuka. Banyak aturan main dibuat tapi dilanggar sendiri," tegas Prabowo.(Ahm/)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya