Liputan6.com, Jakarta - PT Brantas Abripraya, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi berminat untuk mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang E Marsono dalam paparan publik penawaran obligasi di Jakarta, Selasa (3/3/2015).
"Rencananya pada 2016 tapi tergantung banyak hal. Izin DPR dan sebagainya. Lihat situasi pemerintah seperti apa," ujar Bambang.
Advertisement
Meski demikian, perseroan telah mulai mencari pendanaan dari pasar modal. Perseroan menawarkan obligasi sekitar Rp 300 miliar tanpa warkat dengan jangka waktu tiga tahun. Bunga yang ditawarkan sekitar 10,75 persen-12 persen.
Alokasi dana penawaran obligasi digunakan sebesar 50 persen untuk tambahan modal ke entitas anak usaha sebesar 50 persen, lalu pembangunan pabrik beton pra cetak sebesar 33,33 persen, dan sisanya sekitar 16,67 persen untuk refinancing. Bambang bilang, penawaran obligasi ini ialah langkah awal untuk mencapai perusahaan terbuka.
"Kami memang ada rencana IPO ke depan. Ini langkah awal untuk rencana kami IPO. Tapi itu kan panjang perlu ada persetujuan DPR, pemegang saham. Masih lama," ujar Bambang.
Sebagai informasi perusahaan mencatatkan kontrak hingga September 2014 mencapai Rp 1,53 triliun. Kontrak itu terdiri dari porsi pemerintah sebesar Rp 1,35 triliun dan swasta Rp 197 miliar.
Kemudian, perseroan mencatatkan pendapatan usaha mencapai Rp 444,2 miliar. Laba komprehensif tahun berjalan perseroan Rp 19,4 miliar. Saat ini, aset perusahaan sebesar Rp 371,2 miliar. (Amd/Ahm)