Liputan6.com, New York - Saham Twitter melonjak lebih dari lima persen pada perdagangan Selasa pagi waktu setempat setelah manajemen mengumumkan akan memangkas pegawai hingga delapan persen.Kabar tersebut dimanfaatkan oleh trader atau pedagang untuk menempatkan saham Twitter dalam tren positif.
Di awal pekan, salah satu aksi trader telah membuat keanehan di pasar. Seorang trader menghabiskan lebih dari US$ 5 juta atau Rp 68,06 miliar (asumsi kurs Rp 13.612 per dolar Amerika Serikat) untuk bertaruh kalau saham Twitter bakal naik 25 persen dalam 16 bulan ke depan.
Trader telah membeli sekitar 10.000 saham yang jatuh tempo pada 2017. Harga saham Twitter yang dibeli masing-masing US$ 5,15. Ketika investor melakukan call option atau membeli aset di harga tertentu dengan jangka waktu tertentu maka, saham Twitter perlu naik di atas US$ 38,15 pada akhir Januari 2017. Saham Twitter belum diperdagangkan di atas level itu sejak pertengahan Juli.
Advertisement
Setiap call option untuk 100 saham, maka biaya nominal seluruh transaksi hanya sekitar US$ 5 juta. Saham Twitter pun ditutup naik 1,08 persen menjadi US$ 29,06 pada perdagangan Selasa waktu New York.
Sekadar informasi, saham Twitter telah berada di bawah tekanan, dan turun lebih dari 40 persen dalam enam bulan terakhir. Hal itu karena ketidakpastian struktur kepemimpinan dan potensi pertumbuhan perusahaan ke depan.
"Sangat penting untuk melihat apakah tujuan dari CEO Jack Dorsey untuk tetap bergabung dan independen," ujar Analis Mike Khouw seperti dikutip dari Yahoofinance, Rabu (13/10/2015).
Ia juga mempertanyakan mengenai mengapa perusahaan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) jika perusahaaan ingin memenuhi atau mengalahkan harapan para pelaku pasar.
Dari 39 analis yang mengcover saham Twitter, satu analis memilih jual untuk saham Twitter. Sedangkan Mike mengatakan, saham Twitter masih tetap di bawah pengawasan dalam jangka pendek.
Adapun Twitter akan laporkan kinerja keuangan pada 27 Oktober. Sejumlah analis yang disurvei FactSet mengharapkan, perseroan dapat membukukan pendapatan sekitar US$ 560 juta pada kuartal III 2015. (Ahm/Ndw)