Harga Batu Bara Masih Loyo, Laba Bersih Bukit Asam Turun Tipis

PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan naik 9 persen menjadi Rp 10,50 triliun hingga September 2015.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Okt 2015, 11:30 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 11:30 WIB
20151005-Pekerja-Batu-Bara
Pekerja Batu Bara (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kinerja laba bersih turun tipis hingga kuartal III 2015. Perseroan membukukan laba bersih turun sekitar 5,06 persen dari Rp 1,58 triliun menjadi Rp 1,5 triliun hingga September 2015.

Meski laba bersih turun, pendapatan PT Bukit Asam Tbk naik 9 persen menjadi Rp 10,50 triliun untuk periode Januari-September 2015 dibanding periode sama tahun 2014 sebesar Rp 9,65 triliun.

Kinerja laba bersih tertekan ini didorong dari harga jual rata-rata tertimbang perseroan alami koreksi dua persen menjadi Rp 712.099 per ton.Volume produksi perseroan mencapai 14,08 juta ton, atau naik 13 persen hingga September 2015 dari periode sama tahun sebelumnya 12,47 juta ton.Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/10/2015).

Sementara itu, volume penjualan naik delapan persen hingga September 2014 dari 13,23 juta ton menjadi 14,34 juta ton hingga September 2015.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Joko Pramono menuturkan komposisi penjualan terdiri dari 48 persen ekspor dan 52 persen untuk domestik.

Ekspor dengan memberikan prioritas batu bara kalori tinggi naik lima persen menjadi 6,88 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 6,56 juta ton.

Sedangkan penjualan domestik naik 12 persen menjadi 7,46 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 6,68 juta ton.Selain memprioritaskan batu bara berkalori tinggi ke pasar ekspor untuk mengendalikan keuntungan, perseroan juga dapat melakukan efisiensi pada kuartal III.

PT Bukit Asam Tbk melakukan optimalisasi penambangan dengan memprioritaskan penambangan batu bara kalori tinggi, serta menekan nisbah kupas atau stripping ratio pada kuartal III 2015 menjadi 4,13.

Joko menambahkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan mayoritas batu bara kalori rendah dari total 7,3 miliar sumber daya yang dimiliki perseroan melalui anak usahanya yaitu PT Bukit Energi Investama masuk dalam tahap akhir pembelian saham dari Ignite Energy Resources Ltd dari Australia. Ini perusahaan yang memiliki teknologi coal liquefaction (batu bara cair) dan coal up-grading (peningkatan kualitas batu bara).

"Saat ini PT Bukit Energi Investama dan Ignite Energy Resources Ltd sudah dicapai kesepakatan dari sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak sebelum proses akuisisi atau pembelian saham Ignite Energy Resources dilaksanakan. Diharapkan sebelum akhir tahun ini semuanya sudah rampung baik itu jumlah saham yang akan dibeli maupun nilai sahamnya," kata Joko. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya