Pasar Masih Menjanjikan, Anak Usaha SGER Jual Batu Bara ke Vietnam Rp 603 Miliar

Pasar batu bara dunia dinilai masih menjanjikan. Buktinya, Hineni SevenResources DMCC yang merupakan anak usaha PT Sumber Global Energy (SGER) Tbk, telah menandatangani kontrak penjualan batu bara anyar dengan perusahaan Vietnam senilai USD 35,7 juta.

oleh Septian Deny Diperbarui 08 Apr 2025, 18:22 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 18:22 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pasar batu bara dunia dinilai masih menjanjikan. Buktinya, Hineni SevenResources DMCC yang merupakan anak usaha PT Sumber Global Energy (SGER) Tbk, telah menandatangani kontrak penjualan batu bara anyar dengan perusahaan Vietnam senilai USD 35,7 juta atau setara Rp 603 miliar (kurs 16.895 per dolar AS)

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/4/2025), Hineni Seven Resources DMCC sebagai penjual, telah menandatangani perjanjian jual beli batu bara dengan VIMC Shipping Company. Volume kontrak jual-beli batu bara ini mencapai 500.000 metrik ton (MT), senilai USD 35,7 juta.

Perkembangan ini, menunjukkan kepercayaan pasar terhadap SGER selaku induk Hineni Seven Resources DMCC, menguat. Sehngga wajar jika perusahaan yang berdiri pada 17 Maret 2008 itu semakin cuan pada tahun ini.

Tahun ini, penjualan batu bara SGER cukup moncer. Angkanya mencapai Rp14 triliun. Pasar ekspor perusahaan trading batu bara yang berdiri pada 2008 itu, meluas hingga China, Malaysia, India, Filipina dan Bangladesh.

Direktur Utama SGER, Welly Thomas mengakui adanya lompatan yang luar biasa terjadi pada 2024. “Pada 2020 setelah kita listing di Bursa Efek Indonesia, omset kita naik terus sampai tahun lalu, kita mencapai Rp14 triliun,” kata Welly di Graha BIP, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2025).

Welly benar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, pendapatan SGER mencapai Rp10,88 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 14,30 persen ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp9,52 triliun.

 

 

 

Kenaikan Pendapatan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan 2024 ini, didorong kenaikan penjualan batu bara dan nikel. Terdiri dari penjualan batu bara sebesar Rp10,65 triliun, atau naik 12,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sedangkan penjualan nikel SGER juga melesat 211,96 persen menjadi Rp228.52 miliar ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp73,25 miliar.

Welly masih optimistis batu bara masih diperlukan sebagai salah satu sumber energi baik di Indonesia maupun luar negeri. Khusus Indonesia, masih akan membutuhkan batu bara hingga 15-20 tahun ke depan. Karena, batu bara merupakan sumber energi termurah hingga saat ini.

“Ini (batu bara) adalah source listrik yang paling murah dan banyak situasi geopolitik yang akan mendukung penggunaan batu bara. Misalnya, Amerika Serikat akan bersaing dengan China. Di mana, Amerika tetap mendukung penggunaan batu bara,” tuturnya.

 

Cadangan Batu Bara

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Terkait cadangan batu bara di Indonesia, Welly bilang, masih sangat besar. Untuk itu, SGER berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata.

Selain itu, perseroan ingin menjadi bagian dari pengembangan bisnis hijau dengan sumber-sumber energi alternatif berkelanjutan, serta membangun bisnis yang sustainable.

“PT SGE selalu berusaha untuk mengantisipasi dan mengambil potensi atau peluang green energy. Kami memutuskan untuk lebih proaktif, masuk lebih awal supaya punya fundamental yang baik di bidang ini. Sehingga kami memiliki kompetensi yang unggul dalam industri green energy seperti di industry batubara,” jelas Welly.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya