Liputan6.com, Jakarta Pasar batu bara dunia dinilai masih menjanjikan. Buktinya, Hineni SevenResources DMCC yang merupakan anak usaha PT Sumber Global Energy (SGER) Tbk, telah menandatangani kontrak penjualan batu bara anyar dengan perusahaan Vietnam senilai USD 35,7 juta atau setara Rp 603 miliar (kurs 16.895 per dolar AS)
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/4/2025), Hineni Seven Resources DMCC sebagai penjual, telah menandatangani perjanjian jual beli batu bara dengan VIMC Shipping Company. Volume kontrak jual-beli batu bara ini mencapai 500.000 metrik ton (MT), senilai USD 35,7 juta.
Baca Juga
Perkembangan ini, menunjukkan kepercayaan pasar terhadap SGER selaku induk Hineni Seven Resources DMCC, menguat. Sehngga wajar jika perusahaan yang berdiri pada 17 Maret 2008 itu semakin cuan pada tahun ini.
Advertisement
Tahun ini, penjualan batu bara SGER cukup moncer. Angkanya mencapai Rp14 triliun. Pasar ekspor perusahaan trading batu bara yang berdiri pada 2008 itu, meluas hingga China, Malaysia, India, Filipina dan Bangladesh.
Direktur Utama SGER, Welly Thomas mengakui adanya lompatan yang luar biasa terjadi pada 2024. “Pada 2020 setelah kita listing di Bursa Efek Indonesia, omset kita naik terus sampai tahun lalu, kita mencapai Rp14 triliun,” kata Welly di Graha BIP, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2025).
Welly benar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, pendapatan SGER mencapai Rp10,88 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 14,30 persen ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp9,52 triliun.
Kenaikan Pendapatan
Kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan 2024 ini, didorong kenaikan penjualan batu bara dan nikel. Terdiri dari penjualan batu bara sebesar Rp10,65 triliun, atau naik 12,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sedangkan penjualan nikel SGER juga melesat 211,96 persen menjadi Rp228.52 miliar ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp73,25 miliar.
Welly masih optimistis batu bara masih diperlukan sebagai salah satu sumber energi baik di Indonesia maupun luar negeri. Khusus Indonesia, masih akan membutuhkan batu bara hingga 15-20 tahun ke depan. Karena, batu bara merupakan sumber energi termurah hingga saat ini.
“Ini (batu bara) adalah source listrik yang paling murah dan banyak situasi geopolitik yang akan mendukung penggunaan batu bara. Misalnya, Amerika Serikat akan bersaing dengan China. Di mana, Amerika tetap mendukung penggunaan batu bara,” tuturnya.
Advertisement
Cadangan Batu Bara
Terkait cadangan batu bara di Indonesia, Welly bilang, masih sangat besar. Untuk itu, SGER berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata.
Selain itu, perseroan ingin menjadi bagian dari pengembangan bisnis hijau dengan sumber-sumber energi alternatif berkelanjutan, serta membangun bisnis yang sustainable.
“PT SGE selalu berusaha untuk mengantisipasi dan mengambil potensi atau peluang green energy. Kami memutuskan untuk lebih proaktif, masuk lebih awal supaya punya fundamental yang baik di bidang ini. Sehingga kami memiliki kompetensi yang unggul dalam industri green energy seperti di industry batubara,” jelas Welly.
