Dibayangi Sentimen Global, Ini Dampak ke Emiten Batu Bara Indonesia

Analis menyatakan, pergerakan harga batu bara memiliki korelasi positif terhadap pendapatan produsen batu bara.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 22 Apr 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 06:00 WIB
Dibayangi Sentimen Global, Ini Dampak ke Emiten Batu Bara Indonesia
Harga batu bara global diperkirakan mengalami tekanan sepanjang 2025, yang berpotensi memengaruhi kinerja pendapatan emiten batu bara nasional yang berorientasi ekspor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara global diperkirakan mengalami tekanan sepanjang 2025, yang berpotensi memengaruhi kinerja pendapatan emiten batu bara nasional yang berorientasi ekspor. 

VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan pergerakan harga batu bara memiliki korelasi positif terhadap pendapatan produsen batu bara. 

"Kami berpandangan harga batu bara global berkorelasi positif terhadap pendapatan emiten produsen batu bara, seiring dengan total ekspor yang lebih besar. Sehingga jika harga bergerak melemah, potensi penurunan pendapatan akan terjadi," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (21/4/2025).

Ia menyoroti emiten seperti Bayan Resources (BYAN) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG), yang fokus ekspor ke kawasan Timur Tengah, serta Golden Energy Mines (GEMS) yang mengandalkan pasar Asia, akan menjadi yang paling terdampak jika tekanan harga terus berlanjut.

Sentimen Pemicu Penurunan

Oktavianus menjelaskan terdapat beberapa sentimen utama yang memicu penurunan harga batu bara global. Pertama, pengumuman darurat energi nasional oleh mantan Presiden Donald Trump pada Januari 2025 telah mendorong ekspansi tambang Spring Creek di Amerika Serikat, dengan target tambahan ekstraksi sebesar 39,9 juta ton batu bara. Langkah ini justru memperbesar risiko oversupply secara global dan menekan harga komoditas tersebut. 

Kedua, dari sisi permintaan, wilayah ASEAN dan India diperkirakan hanya mencatatkan pertumbuhan konsumsi batu bara yang stagnan, sementara konsumsi batu bara di Amerika Serikat bahkan diproyeksikan turun sebesar 4,6% menurut data dari International Energy Agency (IEA). 

Ketiga, data Energy Information Administration (EIA) memperkirakan permintaan batu bara global pada tahun ini akan tumbuh secara moderat hingga mencapai 8.801 juta ton, dengan Tiongkok tetap menjadi konsumen terbesar mencakup 56% dari total permintaan dunia, disusul India sebesar 15,5%. 

“Meski demikian, dampak dari permintaan tersebut terhadap harga global diperkirakan tetap terbatas, mengingat lambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok serta pesatnya pengembangan energi hijau di berbagai negara,” ujar dia.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Kiwoom Sekuritas memperkirakan harga batu bara global akan bergerak dalam kisaran USD 90–100 per ton sepanjang 2025.

Harga Batu Bara Acuan April 2025 Turun Tipis

Sungai Mahakam
Pemandangan antrean batu bara terlihat di Sungai Mahakam, persisnya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sudah sepekan terakhir puluhan kapal tongkang batu bara berjajar di sepanjang aliran sungai. (Liputan6.com/ Abdul Jalil)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode kedua April 2025 sebesar USD 120,20 per ton pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Harga ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 133.K/MB.01/MEM.B/2025 dan mengalami penurunan sebesar USD 3,12 atau 2,53 persen dibandingkan HBA periode pertama April 2025 yang berada di angka USD 123,32 per ton.

Jika dibandingkan dengan HBA bulan yang sama tahun lalu (April 2024), yaitu sebesar USD 121,13 per ton, maka HBA periode kedua April 2025 hanya turun tipis sebesar USD 0,93 atau setara 0,77 persen secara year-on-year.

Dasar Perhitungan HPB dan Spesifikasi Batu Bara

HBA periode kedua April 2025 ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batu Bara (HPB), khususnya untuk batu bara dengan kalori lebih dari 6.000 kcal per kg GAR.

Penetapan ini mengacu pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.

Nilai HBA dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari volume dan harga jual batu bara pada titik serah FOB Vessel.

Data yang digunakan mencakup transaksi penjualan pada aplikasi ePNBP Minerba, dengan rentang sampel pengapalan dari minggu keempat dua bulan sebelumnya hingga minggu ketiga bulan sebelumnya untuk kalori 6.100–6.500 kcal/kg GAR.

 

Rincian HBA Berdasarkan Nilai Kalori

Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 72 Tahun 2025, terdapat empat jenis HBA yang dibedakan berdasarkan nilai kalori batu bara, yakni:

HBA (6.322 GAR): USD 120,20 (turun 2,53% dibanding periode pertama April 2025)

HBA I (5.300 GAR): USD 78,46 (naik 0,08%)

HBA II (4.100 GAR): USD 50,07 (naik 1,07%)

HBA III (3.400 GAR): USD 34,32 (naik 4,92%)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya menjelaskan bahwa HPB yang diturunkan dari HBA juga mempertimbangkan kualitas batu bara, seperti nilai kalor, kadar air, kandungan sulphur, dan kandungan abu.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya