IHSG Rawan Tekanan dari Tax Amnesty

Perdagangan saham kemarin IHSG ditutup susut 66,45 poin ke level 5.215,57.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Sep 2016, 06:23 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 06:23 WIB
20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih penuh tekanan pada perdagangan saham hari ini.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG diperkirakan bergerak pada level support 5.175 dan resistance 5.280.

Perdagangan saham kemarin IHSG ditutup susut 66,45 poin ke level 5.215,57. "Sektor aneka industri dan properti terlihat menjadi penekan aksi jual," kata dia di Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Lanjar mengatakan, investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 378,09 miliar. Aksi jual disebabkan kekhawatiran investor mengenai keberhasilan Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).

"Tebusan tax amnesty masih mencapai sebesar Rp 8,5 triliun hingga akhir pekan kemarin menjadi pemicu kekhawatiran investor terhadap keberhasilan program tax amnesty dalam menyerap capital inflow. Di mana baru mencapai 5,2 persen dari target pemerintah dan pemerintah belum menyiapkan regulasi lanjut untuk memperpanjang masa pelaksanaan program," jelas dia.

Sementara bursa Asia ditutup variatif. Pergerakan Bursa Asia dibayangi kebijakan global terkait pelonggaran moneter untuk mendorong perekonomian. Sementara, data ekonomi yang dirilis China cukup positif.

"Data ekonomi di China rilis cukup baik diantaranya data penjualan ritel dan industrial production yang tumbuh di atas ekspektasi," ujar dia.

PT HD Capital memperkirakan IHSG bergerak positif. IHSG akan bergerak pada support 5.210-5.080 dan resistance 5.330-5.410.

HD Capital merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Waskita Karya Tbk (WIKA).(Amd/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya