Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di sektor kontruksi telah melaporkan kinerja hingga September 2016. Dari kinerja keuangan tersebut, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/11/2016), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatat laba naik 137,67 persen menjadi Rp 924,92 miliar hingga kuartal III 2016. Kenaikan laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk itu didorong dari pertumbuhan pendapatan sebesar 88,73 persen menjadi Rp 14 triliun.
Perseroan memperoleh pendapatan bunga naik menjadi Rp 126,22 miliar hingga kuartal III 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 94,61 miliar. Sementara itu, pendapatan lainnya naik menjadi Rp 54,28 miliar hingga sembilan bulan pertama 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,74 miliar.
Baca Juga
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk M. Choliq menuturkan, perseroan mencatatkan pertumbuhan kinerja didorong dari kontrak yang sudah didapat terutama pengerjaan proyek jalan tol. Menurut Choliq, pihaknya sudah mendapatkan kontrak jalan tol sekitar Rp 100 triliun hingga September 2016.
Advertisement
Total panjang pengerjaan proyek tol sekitar 1.000 kilometer (KM). Kontrak yang diraih perseroan mencapai 90 persen adalah proyek jalan tol dan sisanya proyek gedung.
"Menjadi kontraktor yang sulit itu mendapatkan kontraknya, dan juga kalau kontrak dan tendernya mundur. Ini kontrak kami sudah di tangan semua, tinggal membangun. Kontrak tol mencapai Rp 100 triliun hingga September," jelas dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (1/11/2016).
Choliq optimistis, perseroan dapat mencapai target laba bersih menjadi Rp 1,6 triliun pada 2016. Sedangkan pendapatan sekitar Rp 21 triliun-Rp 22 triliun.
Kinerja emiten kontruksi lainnya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan. Akan tetapi, kinerja keuangan PT Wijaya Karya Tbk hanya naik tipis untuk laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk. PT Wijaya Karya Tbk membukukan laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 2,82 persen menjadi Rp 401,51 miliar hingga kuartal III 2016. Penjualan naik 15,4 persen menjadi Rp 9,33 triliun.
Di dalam laporan keuangan tercatat perseroan alami penurunan pendapatan bunga dari Rp 49,99 miliar hingga kuartal III 2015 menjadi Rp 28,95 miliar. Perseroan alami rugi selisih kurs menjadi Rp 17,03 miliar dari untung Rp 54,97 miliar hingga kuartal III 2015.
Hingga Oktober 2016, perseroan telah memperoleh kontrak baru mencapai Rp 17,22 triliun. Kontrak baru itu terdiri dari kontrak baru hingga September Rp 16,97 triliun dan Dermaga Sorong sebesar Rp 247,8 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Suradi menuturkan, pertumbuhan laba naik tipis lantaran sejumlah proyek yang mundur antara lain HSR kereta cepat Jakarta-Bandung, tol Samarinda-Balikpapan, dan proyek-proyek kelistrikan.
Meski demikian, manajemen PT Wijaya Karya Tbk yakin dapat mencapai target laba bersih 2016 sekitar Rp 750 miliar. "Kami yakin target Rp 750 miliar di akhir tahun bisa (tercapai). Bahkan kami menaikkan target. Ada PMN dan percepatan proyek-proyek yang memerlukan pendanaan dari Wijaya Karya terutama pendanaan contract project financing (CPF)," ujar dia.
Laba PTPP Tumbuh 49 Persen
PT PP Tbk (PTPP) juga mencatatkan pertumbuhan laba sekitar 49,90 persen menjadi Rp 566,81 miliar hingga kuartal III 2016. Pendapatan perseroan naik 23,06 persen menjadi Rp 10,84 triliun.
Perseroan mencatatkan penurunan beban lainnya menjadi Rp 29,05 miliar hingga kuartal III 2016. Perseroan juga mencatat laba ventura bersama menjadi Rp 56,45 miliar.
Di antara empat emiten BUMN di sektor kontruksi tersebut hanya PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang catatkan penurunan laba. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan penurunan laba 16,14 persen menjadi Rp 115,18 miliar. Sedangkan pendapatan naik 5,11 persen menjadi Rp 5,69 triliun hingga kuartal III 2016.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kenaikan beban umum dan administrasi sebesar Rp 281,59 miliar hingga kuartal III 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 230,24 miliar. Beban keuangan juga naik menjadi Rp 157,40 miliar. Namun perseroan memperoleh laba ventura bersama naik menjadi Rp 26,69 miliar hingga kuartal III 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,63 miliar.
"Laba turun akibat kenaikan dari biaya bunga. Biaya bunga meningkat akibat peningkatan pinjaman pengembangan proyek Adhi Karya," ujar Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk Ki Syahgolang P.
Sedangkan kontrak baru yang sudah diraih perseroan mencapai Rp 11 triliun hingga September 2016 atau 44,1 persen terhadap target kontrak baru mencapai Rp 25 triliun.
Advertisement