Setelah Menguat, IHSG Bakal Variatif Cenderung Tertekan

IHSG bakal tertekan setelah sebelumnya melesat kemarin.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 30 Mar 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 06:30 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan variatif cenderung tertekan pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

IHSG bakal tertekan setelah sebelumnya melesat kemarin. IHSG ditutup naik 0,93 persen ke level 5.592,51 kemarin.

"Range pergerakan IHSG akan berada di level 5.550-5.600," kata Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Lanjar mengatakan, penguatan IHSG sebelumnya didorong aksi beli investor asing. Di mana aksi beli bersih investor asing tercatat Rp 932,96 miliar.

"Perusahaan-perusahaan aneka industri dan pertanian memimpin penguatan. Penjualan mobil naik year on year di level 7,5 persen dari 1,5 persen menjadi salah satu faktor," ungkap dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Timah Tbk (TINS).

PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG variatif dengan kecenderungan menguat. Penguatan ini akan sejalan dengan pergerakan Bursa Amerika Serikat (AS).

"Kebijakan baru Donald Trump yang pro sektor energi terutama industri tambang batubara membawa sentimen positif terhadap bursa AS. Selanjutnya, laporan kepercayaan konsumen AS yang positif juga berpotensi membantu sentimen pasar finansial global," tulis Sinarmas Sekuritas.

Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran support 5.525 dan resistance 5.570. Saham rekomendasi Sinarmas Sekuritas ialah beli ketika melemah (buy on weakness) PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya