Usai Turun Tajam, Saham Adhi Karya Kini Naik 2 Persen

Saham PT Adhi Karya Tbk naik 1,99 persen ke posisi Rp 2.050 per saham pada sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Nov 2017, 11:16 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2017, 11:16 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan pada sesi pertama perdagangan Jumat pekan ini, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berada di zona hijau usai turun tajam kemarin.

Berdasarkan data RTI, Jumat (24/11/2017) pukul 10.46 WIB, saham PT Adhi Karya Tbk naik 1,99 persen ke posisi Rp 2.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 3.406 kali dengan nilai transaksi saham Rp 86,4 miliar.

Saham ADHI sempat berada di level tertinggi Rp 2.120 dan terendah Rp 2.050 per saham. Pada pembukaan perdagangan saham Jumat pekan ini, saham ADHI naik Rp 50 ke posisi 2.060.

Sementara itu, laju IHSG turun 18,47 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.044. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 103.343 kali dengan nilai transaksi Rp 1,8 triliun. Ada sebanyak 122 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. 142 saham melemah. 113 saham diam di tempat.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, ada kabar kalau PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap menjadi investor untuk proyek LRT menjadi sentimen positif bagi PT Adhi Karya Tbk.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis 23 November 2017, saham ADHI masuk jajaran top losers atau alami tekanan tajam. Saham ADHI turun 7,8 persen ke posisi Rp 2.010 per saham. Investor asing pun melakukan aksi jual saham ADHI mencapai Rp 32,9 miliar.

Tekanan terhadap saham ADHI kemarin tersebut lantaran ada kabar ketidakpastian pendanaan proyek light rail transit (LRT) dan usulan perubahan kepemilikan LRT. Dikabarkan ada usulan PT KAI hanya bertindak sebagai penyelenggara dan pengoperasian sarana LRT Jabodebek. Ditambah ada kenaikan nilai investasi proyek LRT Jabodebek menjadi Rp 31,8 triliun.

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk Ki Syahgolang Permata menuturkan, pekerjaan pembangunan proyek LRT Jabodebek terus jalan. Terkait skema pembayaran, Ki Syagolang menuturkan, saat ini masih dalam proses.

"Kami berharap akan final dalam waktu dekat," kata Ki Syagolang saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Saham Adhi Karya Anjol 7,8 Persen

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, koreksi tajam yang dialami saham PT Adhi Karya Tbk lantaran ada ketidakpastian soal pendanaan proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT).

Pendanaan proyek LRT sebelumnya berasal dari penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 9 triliun. Angka itu terdiri dari PMN kepada PT Adhi Karya Tbk Rp 3,4 triliun dan PMN kepada PT KAI sebesar Rp 5,6 triliun. Sedangkan sisa pendanaan dari sindikasi bank. Sebelumnya juga dikabarkan membengkaknya dana LRT dari Rp 26,7 triliun menjadi Rp 31,8 triliun.

"Kemungkinan asumsi di market pendanaan proyek LRT. Bisa saja ada rumor pemilik proyek tidak mau danai. Jadi dana LRT tunggu APBN, dan atau Adhi Karya diminta untuk danai proyek tersebut. Ini jadi sentimen negatif di pasar," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Akan tetapi, Reza menilai penurunan harga saham PT Adhi Karya Tbk tersebut hanya sementara. Diharapkan juga manajemen PT Adhi Karya Tbk dan PT KAI dapat memberikan klarifikasi mengenai pendanaan LRT. "Ini pihak manajemen Adhi Karya dan KAI perlu klarifikasi soal pendanaan LRT. Dengan ada sentimen ini pelaku pasar realisasikan aksi ambil untung," kata Reza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya