Laporan Kinerja Perusahaan Bawa Wall Street Menguat

Volume perdagangan di wall street tercatat mencapai 5,96 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,29 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir

oleh Nurmayanti diperbarui 04 Agu 2018, 05:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2018, 05:30 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall street ditutup menguat seiring laporan pendapatan perusahaan yang optimis mengimbangi kecemasan investor tentang meningkatnya tensi perang dagang dan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih rendah dari perkiraan di Juli.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 136,42 poin, atau 0,54 persen menjadi 25.462,58. Sementara indeks S&P 500 naik 13,13 poin, atau 0,46 persen, ke posisi 2.840,35 dan Nasdaq Composite bertambah 9,33 poin, atau 0,12 persen, ke 7,812.02.

Pada pekan ini, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat, masing-masing naik 0,8 persen dan 1,0 persen, sedangkan Dow bergerak mendatar. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut, yang merupakan kenaikan terlama sepanjang tahun.

Pasar kali ini dipengaruhi laporan kinerja perusahaan pada kuartal kedua. Sebanyak 406 perusahaan pada indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, sebesar 78,6 persen di atas prediksi, menurut data Thomson Reuters.

Ini mengimbangi kecemasan investor tentang meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika-China. China kembali mengeluarkan kebijakan tarif baru bagi 5.207 barang yang diimpor dari Amerika Serikat, termasuk gas alam cair (LNG) dan pesawat.

Awal pekan ini, pejabat China menjanjikan retribusi setelah pemerintahan Trump mengusulkan menaikkan tarif hingga 25 persen pada barang senilai USD 200 miliar yang diimpor dari China.

Di sisi lain, laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menambahkan 157 ribu pekerjaan pada Juli. Namun angka ini lebih sedikit daripada yang diperkirakan ekonom yakni sebesar 190 ribu, meskipun tingkat pengangguran turun tipis menjadi 3,9 persen.

Data lain menunjukkan defisit perdagangan AS melonjak 7,3 persen pada Juni menjadi USD 46,3 miliar, peningkatan terbesar sejak November 2016. Kesenjangan perdagangan yang sensitif secara politik dengan China melebar 0,9 persen menjadi USD 33,5 miliar.

“Kami memiliki angka perdagangan dan kami memiliki kelanjutan dari perang dagang yang sedang berlangsung dengan Cina, yang jelas bukan merupakan hal yang baik,” kata Michael Geraghty, Ahli Strategi Ekuitas di Cornerstone Capital Group.

Adapun saham yang mencatat kenaikan antara lain Apple Inc (AAPL.O) yang menguat sehari setelah perusahaan tercatat menjadi perusahaan publik AS pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun.

Dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, saham energi menjadi satu-satunya pecundang. Harga minyak yang turun, terbebani kekhawatiran tentang perdagangan dan permintaan minyak mentah menjadi penyebab.

Namun perusahaan yang mencatat penurunan, yakni perusahaan keamanan Cyber ​​Symantec Corp (SYMC.O) pada indeks S&P. Saham perusahaan turun 7,8 persen setelah mengumumkan pengurangan tenaga kerja dan menurunkan perkiraan pendapatan tahunannya.

Volume perdagangan kali ini tercatat mencapai 5,96 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,29 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

Perdagangan Kemarin

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham teknologi mendorong wallstreet bervariasi. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penguatan didorong peningkatan saham Apple, usai produsen pembuat iPhone ini menjadi perusahaan AS pertama yang diperdagangkan senilai satu triliun dolar.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 7,66 poin, atau 0,03 persen, menjadi 25,326.16. Namun indeks S&P 500 tercatat naik 13,86 poin, atau 0,49 persen, menjadi 2,827.22 dan Nasdaq Composite  bertambah 95,40 poin, atau 1,24 persen, menjadi 7.802,69.

Pasar dipengaruhi kenaikan saham Apple Inc (AAPL.O) yang naik 2,9 persen usai memberikan laporan labanya dan membuat nilai pasar perusahaan di ambang triliun dolar.

"Ini pertanda baik untuk pasar dan ekonomi. Karena meskipun saat ini kita berbicara tentang dampak perdagangan atau perang mata uang, masalah dengan China, Apple, yang membuat sebagian besar produk mereka di China, sedang merasakan ini," kata Kim Forrest, Manajer Portofolio Senior Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh. 

Pembuat smartphone ini memimpin kenaikan pada indeks teknologi S&P sebesar 1,4 persen, persentase terbesar di antara 11 sektor utama S&P 500.

Kenaikan saham juga terjadi pada Facebook Inc (FB.O) naik 2,7 persen, Alphabet Inc (GOOGL.O) naik 0,7 persen, Netflix (NFLX.O) naik 1,8 persen dan Amazon. com (AMZN.O) naik 2,1 persen.

Kemudian Cisco Systems Inc (CSCO.O) diketahui akan membeli perusahaan keamanan cyber yang didukung modal ventura Duo Security senilai USD 2,35 miliar dalam bentuk tunai. Saham Cisco kemudian naik 1,6 persen.

Keuntungan sektor teknologi membantu mengimbangi meningkatnya ketegangan perdagangan, karena China mendesak Amerika Serikat untuk "tenang" setelah Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengaku diarahkan untuk meningkatkan tarif yang diusulkan sebelumnya pada impor Cina.

Melalui jumpa pers, juru bicara kementerian luar negeri China menyebut taktik Amerika Serikat sebagai "pemerasan".

"Retorika tarif selalu penting untuk dipantau. Tapi yang lebih penting, apa pengaruhnya di pasar?," jelas Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior BB & T Wealth Management di Birmingham, Alabama. 

Perusahaan industri yang sensitif terhadap perang dagang ini, termasuk Boeing Co (BA.N) dan Caterpillar Inc (CAT.N), membantu menyeret saham blue-chip pada indeksDow sedikit lebih rendah.

Namun kali ini, saham produsen bahan kimia DowDuPont Inc (DWDP.N) mencatat penurunan 2,2 persen setelah perusahaan memperingatkan kenaikan biaya bahan baku. Ini perusahaan setelah membukukan laba yang lebih besar dari perkiraan konsensus untuk kuartal keempat didorong kenaikan harga dan permintaan yang kuat. 

Pada perdagangan ini, volume di bursa AS mencapai 6,66 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,25 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya