Hingga Kuartal III, HM Sampoerna Cetak Penjualan Rp 77,53 Triliun

PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2018. Namun, pertumbuhan laba dan pendapatan naik tipis.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Okt 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 17:15 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2018. Namun, pertumbuhan laba dan pendapatan naik tipis.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Jumat (26/10/2018), PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 3,7 persen dari Rp 9,33 triliun hingga september 2017 menjadi Rp 9,69 triliun hingga September 2018.

Hal tersebut didukung penjualan tumbuh 7,24 persen dari Rp 72,29 triliun hingga September 2017 menjadi Rp 77,53 triliun hingga September 2018.

Penjualan itu antara lain ekspor sebesar Rp 332,14 miliar hingga sembilan bulan pertama 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 430,57 miliar.

Sedangkan lokal antara lain sigaret kretek mesin naik menjadi Rp 53,98 triliun hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 47,98 triliun, sigaret kretek tangan naik menjadi Rp 14,80 triliun dari periode kuartal III 2017 sebesar Rp 14,32 triliun, sigaret putih mesin turun menjadi Rp 8 triliun hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,25 triliun. Lainnya naik menjadiR p 405,83 miliar hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 292,95 miliar.

Beban pokok penjualan naik 8,26 persen dari Rp 54,70 triliun hingga 30 September 2017 menjadi Rp 59,22 triliun hingga 30 September 2018. Laba kotor naik 4,07 persen menjadi Rp 18,30 triliun hingga kuartal III 2018.

Perseroan membukukan penghasilan lain-lain naik menjadi Rp 65,49 miliar hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 41,78 miliar. Penghasilan keuangan tumbuh 14,31 persen dari Rp 596,51 miliar hingga September 2017 menjadi Rp 681,90 miliar hingga September 2018. Hal itu mendorong laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi 83 hingga September 2018 dari posisi 80 hingga September 2017.

Total liabilitas perseroan naik 96,12 persen dari Rp 9,02 triliun pada 31 Desember 2017 menjadi Rp 17,70 triliun pada 30 September 2018. Naiknya liabilitas tersebut lantaran ada utang cukai Rp 9,26 triliun pada 30 September 2018 dari periode 31 Desember 2017 yang tak ada utang cukai.

Ekuitas PT HM Sampoerna Tbk turun menjadi Rp 31,40 triliun pada 30 September 2018 dari posisi Rp 34,11 triliun pada 31 Desember 2017. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 21,37 triliun pada 30 September 2018.

 

Penjualan Rokok HM Sampoerna Lesu pada Kuartal I 2018

RUPS dan Paparan Publik HM Sampoerna (Dok Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
RUPS dan Paparan Publik HM Sampoerna (Dok Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk menyatakan, volume penjualan rokok produksi perusahaan di kuartal I 2018 belum membaik. Tercatat adanya penurunan volume produksi sebesar 2,3 persen pada industri rokok di Indonesia.

"Sebagian besar mencerminkan kondisi belanja konsumen yang menurun. Ditambah dengan adanya kenaikan harga jual yang dipicu oleh kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat lnflasi," kata Presiden Direktur HM Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis saat paparan publik di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Jumat 27 April 2018.

Bahkan sepanjang 2017, perusahaan juga sempat mengalami penurunan volume industri rokok sebesar 2,6 persen yang diakibatkan oleh melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen.

"Untuk tahun ini, perusahaan terus mengantisipasi penurunan industri sebesar 1-3 persen,"ujarnya.

Meski volume penjualan belum cukup membaik. Namun pangsa pasar Sampoerna di kuartal I 2018, kata dia naik menjadi 33,2 persen dengan berhasil melakukan penjualan sebanyak 23 miliar batang rokok.

"Ini didorong oleh kinerja yang kuat dari Marlboro Filter Black, serta Dji Sam Soe Magnum Mild, SKM dengan rasa yang lebih ringan hasil pengembangan lini merek Dji Sam Soe, yang diluncurkan pada Mei 2017," kata dia.

Dari segmentasi masing-masing rokok tersebut menunjukkan bahwa pada Malboro Filter Black, pangsa pasar kuartal I 2018 mencapai 2,6 persen, dibanding periode yang sama sebelumnya pada 2017 sebesar 1,0 persen. Sedangkan Dji Sam Soe Magnum Mild juga mencapai pangsa pasar 4 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya