Ketidakpastian Global Memanas, IHSG Diprediksi Melemah

IHSG berpotensi tertekan di pasar saham untuk hari ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Nov 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 06:30 WIB
Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan di pasar saham untuk hari ini.

Penguatan indeks pada Selasa (12/11) kemarin lebih disebabkan IHSG mulai memasuki fase jenuh jual beberapa hari terakhir.

"Pasar masih dalam konsolidasi. Kami sarankan investor untuk melihat support di level 6.100 dan resistance 6.170 untuk menentuk arah indeks selanjutnya," kata dia di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Masih satu suara, Analis PT Artha Sekuritas Christoper Jordan beranggapan dari sisi eksternal indeks masih dibayang-dibayangi oleh ketidakpastian perang dagang AS-China.

Selain itu dalam risetnya juga ditemukan, IHSG kemungkinan secara teknikal akan melemah terbatas dengan ditransaksikan 6.149-6.197.

"Pergerakan diperkirakan masih akan terbatas ditengahtingginya ketidakpastian global," jelasnya.

Dari regional, sentimen bentrokan di Hong Kong, di mana seorang pengunjuk rasa ditembak pada hari Senin, telah memperdalam kekhawatiran tentang prospek pusat keuangan Asia.

Adapun selanjutnya investor akan memantau keputusan suku bunga Selandia Baru yang akan jatuh tempo pada hari Rabu dan dilanjutkan Ketua Fed Jerome Powell berpidato di Komite Ekonomi Gabungan Kongres di Washington.

Di tengah momentum pelemahan IHSG, Christoper menganjurkan agar membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood ICBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra International Tbk (ASII), serta saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sementara itu, Yuganur cenderung merekomendasikan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga saham PT Indosat Tbk (ISAT).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Kemarin

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona hijau pada perdagangan saham Selasa ini. Pada pembukaan pagi, IHSG sempat berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (12/11/2019), IHSG ditutup menguat 32,25 poin atau 0,52 persen ke posisi 6.180,99. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,59 persen ke posisi 984,22.

Sebanyak 201 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 178 saham melemah dan 152 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 541.305 kali dengan volume perdagangan 10,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp 482 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.055.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebagian besar menguat. Hanya ada dua sektor yang melemah yaitu perkebunan dan keuangan. Sektor yang menguat paling besar adalah sektor infrastruktur dengan melonjak 1,63 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain MTWI naik 35 persen ke Rp 81 per saham, VINS menguat 35 persen ke Rp 135 per saham dan KARW melonjak 34,85 persen ke Rp 89 per saham.

Sementara saham-saham yang melemah antara lain ARTO yang turun 24,89 persen ke Rp 1.735 per saham, DFAM melemah 24,89 persen ke Rp 620 per saham dan FORZ naik 24,71 persen ke Rp 384 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya