Bursa Asia Dibuka Melemah, Investor Menunggu Data Perdagangan China

Investor bursa Asia tengah menunggu rilis data perdagangan China untuk periode Juni yang akan keluar Selasa ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Jul 2020, 08:45 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2020, 08:45 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Investor menunggu data perdagangan china untuk periode Juni 2020.

Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), kontrak berjangka Nikkei Jepang berada di level 22.615, lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 22.784,74.

Sedangkan gerak saham di Australia juga dibuka melemah dengan kontrak berjangka SPI di angka 5.892, dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya S&P/ASX 200 yang berada di angka 5.977,50.

Investor bursa Asia tengah menunggu rilis data perdagangan China untuk periode Juni yang akan keluar Selasa ini. Data tersebut dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang pemulihan ekonomi China setelah lockdown di awal tahun untuk mengurangi penyebaran virus Corona.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa terlalu banyak negara yang menuju ke arah yang salah.

"Di beberapa negara, kita melihat peningkatan jumlah pasien Corona yang cukup berbahaya. Saat ini ruang-ruang perawatan rumah sakit terisi lagi," kata Tedros.

Penambahan kasus ini diperkirakan akan memberikan tekanan kepada bursa Asia seperti yang terjadi dengan Wall Street pada perdagangan Senin kemarin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wall Sreet Tertekan, Saham-Saham Teknologi Anjlok

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Saham-saham teknologi terkapar pada perdagangan Senin.

Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), indeks S&P 500 ditutup turun 0,9 persen ke level 3.155,22. Nasdaq Composite yang banyak berisikan saham-saham di sektor teknologi juga melemah 2,1 persen menjadi 10.390,84.

Di Wal Street, hanya Dow Jones Industrial Average saja indeks utama yang mampu menguat 10,50 poin atau kurang dari 0,1 persen sehingga ditutup di level 26.085,80.

Saham-saham teknologi yaitu Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet semuanya ditutup setidaknya 1,7 persen lebih rendah. Sedangkan untuk Apple turun 0,5 persen dan Microsoft kehilangan 3,1 persen.

Sebelumnya perdagangan pada Senin ini, saham-saham teknologi ini selalu memimpin kenaikan di Wall Street. Alasannya, investor terus bertaruh bahwa saham-saham reknologi selalu tampil baik selama pandemi.

"Tidak ada yang menyangka saham teknologi kembali tenggelam pada perdagangan hari ini. Saya melihat jika banyak yang merekomendasikan ini maka harus lebih berhati-hati," jelas analis Vital Knowledge, Adam Crisafulli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya