Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Investor menunggu data perdagangan china untuk periode Juni 2020.
Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), kontrak berjangka Nikkei Jepang berada di level 22.615, lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 22.784,74.
Baca Juga
Sedangkan gerak saham di Australia juga dibuka melemah dengan kontrak berjangka SPI di angka 5.892, dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya S&P/ASX 200 yang berada di angka 5.977,50.
Advertisement
Investor bursa Asia tengah menunggu rilis data perdagangan China untuk periode Juni yang akan keluar Selasa ini. Data tersebut dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang pemulihan ekonomi China setelah lockdown di awal tahun untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa terlalu banyak negara yang menuju ke arah yang salah.
"Di beberapa negara, kita melihat peningkatan jumlah pasien Corona yang cukup berbahaya. Saat ini ruang-ruang perawatan rumah sakit terisi lagi," kata Tedros.
Penambahan kasus ini diperkirakan akan memberikan tekanan kepada bursa Asia seperti yang terjadi dengan Wall Street pada perdagangan Senin kemarin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wall Sreet Tertekan, Saham-Saham Teknologi Anjlok
Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Saham-saham teknologi terkapar pada perdagangan Senin.
Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), indeks S&P 500 ditutup turun 0,9 persen ke level 3.155,22. Nasdaq Composite yang banyak berisikan saham-saham di sektor teknologi juga melemah 2,1 persen menjadi 10.390,84.
Di Wal Street, hanya Dow Jones Industrial Average saja indeks utama yang mampu menguat 10,50 poin atau kurang dari 0,1 persen sehingga ditutup di level 26.085,80.
Saham-saham teknologi yaitu Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet semuanya ditutup setidaknya 1,7 persen lebih rendah. Sedangkan untuk Apple turun 0,5 persen dan Microsoft kehilangan 3,1 persen.
Sebelumnya perdagangan pada Senin ini, saham-saham teknologi ini selalu memimpin kenaikan di Wall Street. Alasannya, investor terus bertaruh bahwa saham-saham reknologi selalu tampil baik selama pandemi.
"Tidak ada yang menyangka saham teknologi kembali tenggelam pada perdagangan hari ini. Saya melihat jika banyak yang merekomendasikan ini maka harus lebih berhati-hati," jelas analis Vital Knowledge, Adam Crisafulli.
Advertisement