Bursa Asia Tenggelam Dampak Data Ekonomi Jepang Memburuk

Selasa (8/10/2024), bursa saham indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,75% setelah rilis data ekonomi, sementara Topix turun 0,88%.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Okt 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 09:10 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik atau sering disebut dengan bursa Asia terjatuh pada pembukaan perdagangan Selasa. Pada perdagangan hari ini investor mengamati data gaji dan pengeluaran bulan Agustus dari Jepang dan bursa saham China daratan kembali berdagang.

Pengeluaran rumah tangga di Jepang turun 1,9% tahun-ke-tahun secara riil pada Agustus, penurunan yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan 2,6% yang diharapkan oleh sejumlah ekonom dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh salah kantor berita.

Penurunan ini merupakan laju penurunan tercepat sejak Januari, yang mengalami penurunan 6,3% tahun-ke-tahun. Penurunan itu juga terjadi sebelum negosiasi upah musim semi menghasilkan kenaikan gaji terbesar bagi pekerja Jepang yang tergabung dalam serikat pekerja dalam 33 tahun.

Namun, upah riil naik pada Agustus, dengan data dari biro statistik negara tersebut menunjukkan bahwa upah naik 2% menjadi rata-rata 574.334 yen (USD 3.877,44).

Mengutip CNBC, Selasa (8/10/2024), indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,75% setelah rilis data ekonomi, sementara Topix turun 0,88%.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,61%, terseret oleh saham raksasa Samsung Electronics setelah merilis panduan kuartal ketiga yang lebih buruk dari perkiraan.

Indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,14%.

Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 23.169, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan HSI di 23.099,78.

Pada penutupan hari Senin adalah pertama kalinya HSI kembali ke angka 23.000 sejak Februari 2022.

Indeks S&P/ASX 200 Australia memulai hari dengan kenaikan 0,16%.

 

Wall Street

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Semalam di AS, saham merosot karena kenaikan harga minyak dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi membebani sentimen pasar.

Dow Jones Industrial Average turun 0,94%, sedangkan S&P 500 turun 0,96%. Nasdaq Composite mengalami kerugian terbesar, turun 1,18%.

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun acuan naik menjadi 4,02%, menandai pertama kalinya sejak Agustus bahwa imbal hasil mencapai 4%.

Harga minyak juga naik karena ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi. Minyak mentah AS naik lebih dari 3% hingga menetap di atas USD 77 per barel.

 

Data Jepang

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Pengeluaran rumah tangga riil Jepang pada bulan Agustus turun, tetapi upah naik. Pengeluaran rumah tangga di Jepang turun 1,9% pada Agustus secara riil, menandai penurunan tercepat sejak Januari.

Data dari biro statistik negara tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga rata-rata mencapai 297.487 yen ( USD 2.011,2) pada bulan Agustus, naik 1,5% secara nominal.

Namun, pendapatan bulanan riil di Jepang naik 2% secara riil dan 5,6% secara nominal hingga mencapai 574.334 yen.

Data tersebut dapat menimbulkan teka-teki bagi tujuan Bank Jepang untuk meningkatkan upah dan harga, jika pengeluaran domestik melambat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya