Sektor Unggas Bakal Pulih, Bagaimana Rekomendasi Saham JPFA?

Analis PT Mirae Asset Sekuritas, Emma Fauni dalam riset 20 Januari 2021 menyebutkan, pemerintah berupaya dan berkomitmen untuk menjaga keseimbangan harga broiler dan DOC.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jan 2021, 15:45 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 15:45 WIB
Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perunggasan atau poultry diperkirakan pulih berdampak positif untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Sektor  perunggasan kembali pulih seiring pemerintah semakin responsif dan berkomitmen menjaga keseimbangan harga broilder dan day of chicken (DOC) dengan menggelar program penyesuaian pasokan.

Analis PT Mirae Asset Sekuritas, Emma Fauni dalam riset 20 Januari 2021 menyebutkan,  pemerintah berupaya dan berkomitmen untuk menjaga keseimbangan harga broiler dan DOC. Salah satu langkah dilakukan dengan meluncurkan program penyesuaian pasokan sehingga harga tidak bergerak liar.

"Kami percaya pemulihan sektor perunggasan sedang berjalan,” tulis Emma dalam risetnya, dikutip Jumat, (22/1/2021).

Ia menambahkan, pemulihan segmen DOC akan berdampak besar untuk pemulihan pendapatan Japfa Comfeed.  Segmen DOC memang meski bukan penyumbang pendapatan terbesar, tetapi masih memberikan kontribusi tertinggi kedua untuk laba operasi.

Segmen DOC tercatat berkontribusi 9 persen, broiler atau ayam pedaging sebanyak 40 persen dan segmen pakan ternak 36 persen. Hingga kuartal III 2020, perseroan mencatat laba periode berjalan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 257,18 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,04 triliun.

Sementara itu, penjualan turun 8,2 persen menjadi Rp 24,92 triliun hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,17 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Faktor Lainnya

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Telur ayam terlihat di sebuah peternakan di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Faktor lainnya yang membuat Japfa Comfeed menarik yaitu  ada pendapatan tambahan dari akuisisi PT So Good Food (SGF).

"Kami berharap untuk melihat pendapatan tambahan Rp 261 miliar atau setara dengan 18,7 persen dari proyeksi kami pada pendapatan JPFA pada 2021," tulis Emma.

PT Mirae Asset Sekuritas juga yakin akuisisi ini memiliki nilai tambah karena akan meningkatkan integrasi vertikal JPFA dari bisnis hulu ke hilir.

"Yang lebih menarik adalah segmen makanan ini cenderung berkontribusi margin profitabilitas yang layak," tulis Emma.

Emma menambahkan, akuisisi ini dihargai menarik dengan price earning (PE) 2020 sebesar 4,7 kali. Hal tersebut dengan memakai pendapatan hingga sembilan bulan pertama 2020.

"P/E ini jauh lebih rendah dibandingkan saat divestasi JPFA,” tulis Emma.

P/E ini jauh lebih rendah dibandingkan saat divestasi JPFA So Good Food pada 25 April 2011 senilai USD 100 juta yang mencerminkan  17,2 kali P/E.

"Kami melihat kesenjangan penilaian yang lebar dengan P/E 2021 JPFA saat ini diperdagangkan dengan diskon lebih dari 50 persen untuk Charoen Pokphand dengan PE 12,6 kalivs 26,3 kali. Tentu saja valuasi premium CPIN bisa dimaklumi mengingat skala lebih besar bisnisnya dengan posisi pemimpin pasar dan ROE premium," tulis Emma.

Selanjutnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Mirae Asset Sekuritas percaya JPFA layak diperdagangkan pada penilaian lebih tinggi dengan prospek pertumbuhan pendapatan yang agresif bisa tumbuh 213,2 persen secara year on year (YoY) dibandingkan CPIN yang tumbuh 37 persen secara YoY pada 2021.  Dalam riset disebutkan, pendapatan JPFA mencapai Rp 43,14 triliun dan laba bersih Rp 1,39 triliun pada 2021.

Dengan alasan tersebut, PT Mirae Asset Sekuritas tetap merekomendasikan beli dengan target harga saham JPFA Rp 2.200.

"Target harga diturunkan dengan menggunakan beberapa target P/E 18 kali mendekati +0,75SD dari rata-rata P/E forward historisnya," tulis Emma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya