Bergerak Liar, GameStop Disebut Saham Pompom

Lonjakan saham GameStop bermula dari grup diskusi saham WallStreetBets Reddit yang mendorong sejumlah trader pemula agar membeli saham GameStop.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Jan 2021, 17:23 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 17:23 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu perusahan pialang asal Amerika Serikat (AS), Robinhood dan platform perdagangan lainnya membatasi perdagangan saham pada sekuritas tertentu, termasuk GameStop.

Hal ini menyusul kenaikan saham GameStop yang yang secara dramatis mencatatkan kenaikan. Yakni dari sekitar USD 4 per saham enam bulan lalu, menjadi USD 483 per saham pada Kamis pagi.

Lonjakan saham GameStop bermula dari grup diskusi saham WallStreetBets Reddit yang mendorong sejumlah trader pemula agar membeli saham GameStop.

Saham GameStop terus melonjak sejak Selasa malam setelah pendiri Tesla Inc. Elon Musk men-tweet tautan ke utas Reddit tentang perusahaan. 

"Di tengah keadaan luar biasa minggu ini di pasar, kami membuat keputusan sulit hari ini untuk membatasi sementara pembelian sekuritas tertentu. Sebagai perusahaan pialang, kami memiliki banyak persyaratan keuangan,” ujar manajemen Robinhood melansir dari laman CNBC, Jumat (29/1/2021).

Pihak manajemen mengaku, ketentuan ini sifatnya adalah untuk melindungi investor dan pasar. Akibat dari pembatasan pembelian saham GameStop, banyak investor ritel yang nyangkut. Hal ini lantas dinilai sebagai saham pompom oleh sejumlah analis.

Umumnya, skema pompom ini terjadi ketika oknum menaikkan harga saham perusahaan dengan memberikan informasi positif, tetapi palsu. 

Para oknum membeli saham dengan harga murah sebelum menyebarkan desas-desus yang mendorong harga saham semakin tinggi dan mendorong investor lain untuk mendapatkan rezeki nomplok. Ketika saham mencapai titik tertinggi, para penipu membuang saham mereka, meninggalkan investor yang tidak menaruh curiga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham GameStop

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Setelah berada di angka USD 17,25 per lembar di awal tahun, saham GameStop berhasil melonjak hingga 822 persen ke USD 159,18 per lembar pada Senin, 25 Januari 2021.

Meski turun hampir setengahnya, angka tersebut naik ke USD 147,98 pada Selasa 26 Januari 2021. Setelah Elon Musk menulis hal tersebut di Twitter, harganya melonjak 40 persen setelah jam kerja.

Pada Rabu 27 Januari 2021, saham GameStop ditutup dengan angka USD 347,51 per saham, meski sebelum sebelumnya mengalami penurunan. Pada Kamis 28 Januari 2021, saham kembali  melonjak menjadi USD 483 per saham, meski sebelum turun.

Hal tersebut membuat New York Stock Exchange menghentikan perdagangan saham GameStop lebih dari 12 kali sebelum tengah hari.

Seperti dilansir Cnet, Jumat (29/1/2021), saham GameStop akhirnya turun 44 persen menjadi USD 193,60. Secara efektif, kerumunan WallStreetBets menyadari bahwa Wall Street membuat kesalahan besar. Orang-orang yang dikenal sebagai penjual pendek yang bertaruh saham GameStop akan jatuh terlalu agresif.

Selain itu, WallStreetBets memahami bila permintaan buatan untuk saham GameStop bisa saja dibuat, dan memaksa Wall Street untuk mengkalibrasi ulang taruhan, sehingga harga terdorong lebih tinggi.

Pada Rabu, terdapat 3,8 juta anggota komunitas WallStreetBets. Meski demikian, tak dapat diketahui secara pasti berapa banyak anggota yang terlibat dalam skema GameStop.

Meski demikian, beberapa informasi juga menyebut, saham GameStop mengalami peningkatan karena adanya penanaman modal dari Social Capital, bernama Chamath Palihapitiya. Melalui Twitter pribadinya, Ia secara terbuka menyebut telah membeli saham GameStop.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya