Produsen Makanan Monde Nissin Bidik Dana Rp 14 Triliun dari IPO

Produsen makanan asal Filipina Monde Nissin Corp diketahui tengah mematangkan rincian penawaran sekaligus jadwal IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Feb 2021, 10:35 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 10:34 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen makanan asal Filipina Monde Nissin Corp. berencana melakukan penawaran umum saham perdana (IPO). Perusahaan berusaha mengumpulkan USD 1 miliar, setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000), dan diyakini akan menjadi IPO terbesar di Filipina.

Dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (5/2/2021), Perusahaan yang berbasis di Makati itu telah memilih Citigroup Inc. dan Credit Suisse Group AG untuk mengerjakan rencana IPO. Sementara JPMorgan Chase & Co dan UBS Group AG dipilih untuk mengatur pencatatan.

Saat ini, pihak Nissin diketahui tengah mematangkan rincian penawaran sekaligus jadwal IPO. Sayangnya, perwakilan Citi, Credit Suisse, JPMorgan, Monde Nissin dan UBS menolak berkomentar mengenai rencana ini.

Monde Nissin Corporation adalah perusahaan yang berbasis di Filipina yang memproduksi mie, biskuit, makanan yang dipanggang dalam kemasan, dan alat bantu kuliner dengan merek Lucky Me !, Nissin, Voice, Bingo, dan Monde.

Perusahaan tercatat telah mengekspor ke lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Perusahaan juga pernah mengakuisisi perusahaan pembuat daging tiruan (untuk vegan) yang berbasis di Inggris Quorn Foods Ltd. seharga 550 juta pound (USD 753 juta) pada 2015.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pencatatan Saham Perdana Pesaing TikTok

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Saham Kuaishou Technology , operator layanan video pendek paling populer di China setelah Douyin dari ByteDance Ltd., melonjak 194 persen dalam debutnya di Hong Kong setelah penawaran umum perdana senilai USD 5,4 miliar yang menarik pesanan ratusan miliar dolar.

Saham dibuka pada HK$ 338, dibandingkan dengan harga IPO HK$ 115. Perusahaan menjual sekitar 365 juta saham di kisaran harga teratas dalam kesepakatan yang menempati peringkat sebagai IPO internet terbesar di dunia sejak penjualan saham Uber Technologies Inc. senilai USD 8,1 miliar di AS pada Mei 2019.

Dilansir dari laman Bloomberg, Jumat, 5 Februari 2020, kenaikan spektakuler itu memberi Kuaishou label harga yang menyaingi ByteDance, yang mencari dana sekitar USD 180 miliar . 

Jika tren ini terus bertahan, akan memberi Kuaishou debut terbaik kedua untuk IPO lebih dari USD 1 miliar di dunia. Debut yang sukses akan menjadi tanda yang menggembirakan bagi saingannya yang lebih besar, ByteDance, yang dikatakan sedang dalam diskusi untuk mendaftarkan beberapa asetnya di Hong Kong. 

Lama dikabarkan menjadi kandidat IPO, pemilik TikTok mengalami hambatan tahun lalu dalam melawan larangan AS pada aplikasinya yang populer secara global setelah dicap sebagai ancaman keamanan nasional.

"Pencatatan yang sukses oleh Kuaishou akan membuka jalan bagi saingannya yang lebih besar. Douyin akan lebih termotivasi untuk datang ke pasar dan investor bisa mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang industri video pendek China dengan pengungkapan reguler Kuaishou ke depannya." kata analis senior Bloomberg Intelligence Vey-Sern Ling. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya