Berkah Beton Sadaya Amankan Pasokan Bahan Baku

PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) teken kontrak suplai batu dan pasir dengan dua perusahaan yakni PT Sinar Pasogit Quarry dan PT Rimba Jaya Semesta

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Mar 2021, 13:59 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 13:43 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) teken kontrak suplai batu dan pasir senilai Rp 416 miliar. Pihak manajemen menerangkan kontrak ini dilakukan dalam rangka mengamankan sumber cadangan material.

Kontrak kerja sama melibatkan rekanan dua perusahaan yakni PT Sinar Pasogit Quarry dan PT Rimba Jaya Semesta (RJS). Penandatanganan kontrak dilakukan oleh masing-masing direktur perusahaan pada Jumat, 19 Maret 2021 di Subang, Jawa Barat.

"Kerja sama yang kita lakukan dalam rangka mengamankan sumber cadangan material demi memenuhi banyaknya kontrak kerja yang harus dilaksanakan oleh BEBS. Hal strategis lainnya, kontrak ini menjadikan stok kami melimpah sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan untuk terhambat berproduksi," Direktur Utama BEBS, Hasan Muldhani dalam keterangan resmi, Jumat (19/3/2021).

Lebih rinci, penandatanganan kontrak pertama antara PT Berkah Beton Sadaya Tbk dengan SPQ, yakni meliputi kewajiban rekanan untuk mensuplai pasir cor sebanyak 1,8 juta meter kubik senilai Rp 306 miliar selama kurun 5 tahun ke depan.

Sementara penandatanganan kontrak kedua dengan PT Rimba Jaya Semesta menyangkut suplai Batu Split sebesar satu juta meter kubik senilai Rp 110 miliar untuk kurun waktu yang sama.

Untuk diketahui, Berkah Beton Sadaya adalah perusahaan terbuka yang berdomisili di Subang Jawa Barat dan telah membuktikan diri sebagai pemain utama bisnis infrastruktur, penggalian dan perdagangan besar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Usai IPO, Intip Rencana Ekspansi Berkah Beton Sedaya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Berkah Beton Sadaya Tbk  bergerak di bidang industri pendukung infrastruktur yang memproduksi beton readymix dan precast, resmi tercatat sebagai perusahaan ke-9 pada 2021. Perseroan juga emiten ke-722 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BEBS.

Direktur Utama PT Berkah Beton Sadaya Tbk, Hasan Muldhani menuturkan, langkah ini merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan Perseroan lebih baik sebagai perusahaan publik. Sekaligus diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder.

Usai IPO, Perseroan akan melakukan rencana ekspansi usaha di beberapa daerah. Yaitu Subang di Jawa Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah. 

Di Subang, Perseroan sedang membangun pabrik Precast Square Pile. Di Kalimantan Tengah, Perseroan berencana membangun satu Batching Plant, dua Crusher Plant, satu Tambang Pasir.

Selain itu, satu Asphalt Mixing Plant (AMP), satu pabrik Precast Square Pile, dan satu pabrik Precast Spun Pile. Sedangkan di Sulawesi Tengah, Perseroan berencana membangun satu Crusher Plant.

"Pembangunan pabrik di Kalimantan dan Sulawesi merupakan strategi Perseroan untuk pengembangan ekspansi usaha. Di mana pertimbangan adalah lokasi pabrik dekat dengan lokasi bahan baku batu split dan pasir yang dimiliki oleh Entitas Anak. Perseroan bisa mengurangi HPP produk, sehingga bisa menjual produk Perseroan dengan harga yang kompetitif”, ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Maret 2021.

 Rencana ini, lanjut Hasan, sejalan dengan prospek pembangunan infrastruktur beberapa tahun ke depan yang masih menjadi salah satu program prioritas Pemerintah.

Hal ini lantaran fungsi pentingnya dalam meningkatkan kapasitas dan produktivitas perekonomian, melancarkan distribusi barang dan jasa, mitigasi urbanisasi yang tinggi serta perannya dalam menurunkan tingkat kemiskinan. 

“Berlandaskan pada hal tersebut, terlihat bahwa industri manufuktur beton readymix dan precast memiliki prospek usaha yang sangat baik,” kata dia.

Namun begitu, dengan besarnya potensi pasar tersebut, Hasan menilai persaingan antar pemain di industri beton readymix dan precast juga akan semakin ketat.

"Karena itu, Perseroan menyiapkan strategi- strategi yang komprehensif yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar Perusahaan di industri konstruksi nasional, salah satunya dengan menjadi perusahan terbuka”, ucap Hasan.

Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 2 miliar saham, setara dengan 22,22 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga saham perdana seharga Rp 100 per saham, maka dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp 200 miliar. 

Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 53,67 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian satu bidang tanah seluas 74.045 meter persegi dengan nilai transaksi Rp 103 miliar. Adapun sisanya, 46,33 persen dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya