Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyeragamkan metode penghitungan bobot saham yang masuk dalam konstituen indeks menjadi free float. Hal itu dilakukan BEI secara bertahap yang mulai Juni 2021 untuk mengurangi gejolak di pasar.
BEI saat ini menerapkan dua metode penghitungan indeks yaitu melalui market capitalization weighted dan capped adjusted free float market capitalization weighted average.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menuturkan, porsi bobot setiap saham yang masuk konstituen indeks dengan menerapkan metode market capitalization weighted average atau berdasarkan kapitalisasi pasar. Metode penghitungan indeks saham itu tidak melihat free float sehingga bobot di indeks menjadi besar.
Advertisement
Hasan menilai, hal tersebut menyulitkan manajer investasi dan investor sulit untuk menjadikan underlying produk investasi karena bobot saham yang besar.
“Market cap jumbo, free float kecil, akibatnya akan sulitkan investor dan manajer investasi jadi underlying, karena bobotnya besar. Kumpulkan saham dan kurang refleksi saham,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (24/4/201).
Selain itu, tidak ada capping atau pembatasan sehingga dapat menyebabkan satu atau beberapa saham sangat dominan.
Oleh karena itu, BEI menyeragamkan metode penghitungan indeks saham dengan berdasarkan free float. Salah satu pendukungnya seiring data free float sudah tersedia secara harian.
Adapun definisi free float dalam penghitungan indeks adalah toal saham scripless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari lima persen. Free float ini juga tidak termasuk saham yang dimiliki oleh manajemen dan treasury stock.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ada Capping
BEI menyempurnakan metode penghitungan bobot dalam konstituen indeks sesuai free float untuk menggambarkan kondisi pasar yang sesungguhnya. Free float digunakan sebagai penyesuaian atas kapitalisasi pasar yang digunakan dalam penghitungan indeks.
Selain itu, penyesuaian indeks berdasarkan free float akan mengurangi beban dalam mengelola index fund dan ETF. Hal ini karena saham dengan free float kecil akan memiliki bobot yang lebih rendah.
"Akibatnya saham pengaruhi indeks sesuai free float. Ini bagus banget. Manajer investasi tidak kesulitan tracking kinerja indeks. Mencerminkan ketersediaan saham yang dimiliki dan diperdagangkan jadi bursa adjust free float,” ujar dia.
Selain itu, pemakaian free float dalam indeks saham menjadi praktik umum yang ditetapkan di bursa lainnya dan indekx providers global.
“Pemakaian free float common best practice di bursa lainnya dan provider indeks global seperti MSCI, kata dia.
Dalam metode penghitungan indeks saham memakai free float ini juga ada capping antara 9 persen-20 persen tergantung jenis indeks.
Hasan menuturkan, selama ini tidak ada capping sehingga membuat ada saham yang dominan dalam satu indeks saham. Bobot saham tersebut dapat besar sendiri di suatu indeks sehingga menyulitkan tracking kinerja.
"Ada batasan maksimal bobot saham secara keseluruhan. Rencananya maksimal 20 persen dan ada juga maksimal 9 persen. Di indeks akan ada capping agar tidak terlalu ada dominan saham supaya tidak sulitkan manajer investasi dan investor yang punya dana besar,” ujar dia.
Advertisement
Penyeragaman Metode Indeks Dilakukan Bertahap
Hasan mengharapkan, dengan ada pembatasan dan free float tidak ada satu saham yang dominan dalam ineks saham tertentu. Selain itu, BEI menyeragamkan metode penghitungan indeks saham dengan bursa lainnya secara global dapat menarik investor asing. Dengan demikian hal tersebut dapat mendorong pasar saham Indonesia menjadi tujuan investasi.
"Jadi menarik foreign investor untuk investasi. Karena punya compare yang sesuai,” kata dia.
Hasan menambahkan, pihaknya juga siap untuk bertahap mengubah metode penghitungan indeks saham. Hal itu mulai dilakukan pada Juni 2021, dan selesai Mei 2022. Hal itu dilakukan agar tidak menimbulkan gejolak di pasar saham.
"Kita akan lakukan bertahap selama satu tahun yang dimulai Juni 2021. Kami akan umumkan akhir April atau paling lambat Mei. Juni mulai bertahap akan lakukan penyeragaman (metode penghitungan indeks-red). Mudah-mudahan selesai Mei 2022 sudah 100 persen,” ujar dia.
Hasan optimistis, penyeragaman metode penghitungan indeks ini berjalan baik dan mendapatkan tanggapan positif mengingat pengalaman sebelumnya.
BEI telah melakukan switching penghitungan indeks dari full market capitalization ke capped adjusted free float market capitalization yang mulai Februari 2019. Dari 47 indeks di BEI, delapan indeks sudah menerapkan free float. Delapan indeks itu antara lain IDX80, LQ45, IDX30, IDX Growth 30, IDX Value 30, IDX Quality 30, IDX HighDividend20 dan IDX ESG Leaders.
“Sudah pernah, sukses. 8 indeks saham sesuaikan dengan metode baru. Mendapatkan tanggapan positif,” kata dia.
Demikian juga rencana dari penyeragaman metode penghitungan indeks seluruhnya memakai free float ini juga mendapatkan tanggapan positif dari pelaku pasar termasuk emiten. Hasan mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi penyeragaman metode penghitungan indeks itu termasuk ke emiten.Dengan metode free float ini mendorong emiten untuk menambah porsi saham free float.
"Mereka senang karena lebih fair dan mencerminkan kondisi pasar. Emiten yang dengan kapitalisasi pasar besar juga menyambut positif. Ingin tahu bagaimana reaksi investor ketika disesuaikan dengan free float. Mereka siap mengupayakan untuk tambah free float di kemudian hari,” kata dia.