Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin kembali naik pada, Rabu 5 Mei 2021. Hal ini terjadi setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen meredam komentar yang menyarankan kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk menghentikan ekonomi dari overheating.
"Ini bukan sesuatu yang saya prediksi atau rekomendasikan. Jika ada yang menghargai independensi Federal Reserve, saya pikir orang itu adalah saya," kata Janet Yellen dilansir Coindesk.
Pernyataan yang diberikan Janet Yellen merupakan klarifikasi. Sebelumnya, Ia sempat memberikan pernyataan terkait ruang lingkup kenaikan suku bunga terkait rencana Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk belanja infrastruktur senilai USD 4 triliun.
Advertisement
Baca Juga
“Mungkin suku bunga harus sedikit naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak terlalu panas, meskipun pengeluaran tambahan relatif kecil dibandingkan dengan ukuran ekonomi,” ujar Yellen.
Komentar yang diberikan Janet Yellen ternyata juga berpengaruh pada harga Bitcoin. Mata uang digital ini turun ke USD 53.000 atau sekitar Rp 760,23 juta (asumsi kurs Rp 14.344 per dolar AS) usai adanya pernyataan kenaikan suku bunga.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Bitcoin Usai Yellen Klarifikasi
Namun, setelah klarifikasi Yellen, Bitcoin kembali diperdagangkan di atas USD 55.400. Kenaikan yang terjadi hampir menyentuh angka 4 persen.
Tak hanya itu, pernyataan tersebut juga meningkatkan kekhawatiran langkah-langkah stimulus mampu meningkatkan likuiditas, sehingga mendorong harga bitcoin, saham, dan aset lainnya menjadi lebih rendah.
Selain memangkas suku bunga ke rekor terendah yakni 0,25 persen tahun lalu, Federal Reserve juga membeli obligasi senilai USD 120 miliar setiap bulan untuk menahan dampak pandemi virus corona di pasar dan ekonomi.
Sering disebut-sebut sebagai emas digital, Bitcoin telah menjadi salah satu aset yang berdampak stimulus pendorong inflasi sejak Maret 2020. Mata uang kripto bahkan telah memetakan reli enam kali lipat selama 12 bulan terakhir.
Advertisement