Penerapan Metode Free Float Berdampak terhadap Sektor Saham Konsumer

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, metode free float saham akan lebih objektif dari berbagai sisi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 29 Jun 2021, 16:05 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 16:05 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan metode free float dalam penghitungan indeks saham. Hal dilakukan untuk mengembangkan pasar modal Indonesia agar kegiatan perdagangan berjalan teratur, wajar dan efisien.

Sejalan dengan komitmen tersebut, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, metode free float akan lebih objektif dari berbagai sisi.

"Tapi untuk indeks saham ini akan lebih baik ya, karena kita melihat akan lebih objektif, saham- saham juga akan terefleksi dengan benar. Jadi misalnya yang bisa diperdagangkan 10 jangan yang dihitung waiting-nya 100. Jadi saya rasa ini hal yang baik," ujarnya secara virtual, Selasa (29/6/2021).

Terkait dampak, Adrian mengaku dampak pada beberapa sektor saham sudah terjadi sejak wacana ini dipaparkan BEI. Salah satunya ialah sektor konsumer.

"Sudah terjadi dampaknya. Seperti saham konsumer sudah terdampak, karena memang free floatnya kecil. Jadi memang kita melihat kinerja saham di sektor ini mengalami penurunan," ujarnya.

Dalam pemaparannya, Adrian juga menyebut sektor yang free float-nya lebih rendah pasti akan lebih tak diuntungkan dibandingkan perusahaan dengan free float cukup tinggi, seperti perbankan.

"Jadi itu juga yang menyebabkan ada perubahan di outflow dan inflow," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Terapkan Free Float

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan jadwal penerapan free float dalam Penghitungan Indeks pada Senin, 31 Mei 2021. Hal ini untuk mengembangkan pasar modal Indonesia agar kegiatan perdagangan berjalan teratur, wajar dan efisien.

Hingga kini, terdapat 38 indeks di BEI, dan terdapat sembilan indeks yang sudah menggunakan metodologi Free Float. Indeks lainnya masih menggunakan metode 'rata-rata tertimbang atas kapitalisasi pasar' atau 'Market Capitalization Weighting' yang bobot penghitungan indeks harga sahamnya menggunakan seluruh saham tercatat.

Sebelumnya, perubahan metodologi penghitungan indeks dari Market Capitalization Weighting menjadi Free Float ini pernah diterapkan pada Indeks LQ45 dan IDX30 pada 2019.

Sedangkan tujuh indeks lainnya sudah menerapkan Free Float sejak awal dibuat, seperti pada indeks IDX80, IDX High Dividend 20, IDX Value30, IDX Growth30, IDX Quality30, IDX ESG Leaders, dan IDX MES BUMN 17.

Penerapan metodologi free float ditujukan antara lain untuk memberikan gambaran kondisi pasar yang sesungguhnya, mengurangi beban Manajer Investasi (MI) dalam mengelola portofolio investasi, serta mendorong perusahaan tercatat untuk menambah porsi saham free float di pasar.

Penerapan metodologi tersebut juga merupakan praktik umum yang dilakukan oleh penyedia jasa indeks bursa-bursa di dunia. "Dengan dilakukannya perubahan metodologi tersebut, maka nantinya seluruh indeks di BEI akan menerapkan metodologi cappepd free float adjusted market capitalization weighting,” tulis Ph Sekretaris Perusahaan BEI Albertus Fajar Subagyo, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 2 Juni 2021.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya