Nilai Portofolio Temasek Sentuh Rp 4.072 Triliun

Nilai portofolio bersih Temasek untuk periode yang berakhir hingga 31 Maret 2021 mencapai S$ 381 miliar atau sekitar Rp 4.072 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2021, 20:32 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 20:31 WIB
Tempat Wisata di Singapura Sepi
Seorang wanita duduk di Marina Bay di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Jakarta - Temasek Holdings melaporkan rekor nilai portofolio hingga 31 Marei 2021. Di sisi lain, ada sinyal optimisme hati-hati dalam ekonomi global untuk jangka pendek hingga menengah.

Nilai portofolio bersih Temasek untuk periode  yang berakhir hingga 31 Maret 2021 mencapai S$ 381 miliar atau sekitar Rp 4.072 triliun (asumsi kurs Rp 10.687 per dolar Singapura). Realisasi portofolio itu meningkat S$ 75 miliar atau sekitar Rp 801,37 triliun atau hampir 25 persen dari posisi tahun lalu S$ 306 miliar, berdasarkan laporan tahunan terbaru Temasek Holdings.

Ini menandai perubahan dari tahun keuangan sebelumnya 2019/2020 yang turun 2,2 persen dalam nilai portofolio bersih seiring pandemi COVID-19. Nilai portofolio Temasek didorong pemulihan di pasar saham global dan pencatatan saham dari beberapa perusahaan dalam portofolionya.

Total pengembalian pemegang saham dalam satu tahun yang memperhitungkan semua dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dikurangi suntikan modal berubah positif menjadi 24,53 persen dibandingkan tahun lalu minus 2,28 persen.

Dalam jangka panjang, total pengembalian pemegang saham 10 tahun dan 20 tahun masing-masing mencapai 7 persen dan 8 persen, sedikit meningkat dari masing-masing 5 persen dan 6 persen pada tahun sebelumnya.

Head of North North America Temasek International’s Mukul Chawla menuturkan, simulasi perusahaan menunjukkan prospek pengembalian hasil kepada pemegang saham dan nilai portofolio dari 26 persen hingga minus 16 persen selama 12 bulan ke depan.

Namun, dia menekankan, Temasek memiliki pandangan jangka panjang untuk mengelola portofolio dan pengembaliannya.

"Kami tidak mengatur dari satu tahun ke tahun berikutnya. Seperti yang kami katakana, kami memposisikan portofolio untuk jangka panjang dan kemudian hasilnya adalah dari hasil dari itu," ujar dia.

"Jadi agak sulit membandingkan satu tahun dengan yang lain. Saya mengarahkan Anda untuk melihat pengembalian jangka panjang kami dan apa yang menjadi tren sebagai penanda nyata kinerja kami,” ia menambahkan.

Temasek mengatakan telah investasi S$ 49 miliar dan divestasi S$ 39 miliar. Sebelumnya Temasek investasi S$ 32 miliar dan divestasi S$ 26 miliar.

Amerika Serikat menyumbang bagian terbesar dari investasi baru, diikuti Singapura dan China. Secara keseluruhan, Asia tetap menjadi jangkar portofolio Temasek sebesar 64 persen kemudian China 27 persen, dan Singapura 24 persen.

"Itu adalah tahun yang aktif, terlepas dari lockdown dan pembatasan perjalanan. Kami berinvestasi untuk merangsang inovasi dan pertumbuhan saat kami memposisikan ulang portofolio kami dengan dunia yang berubah,” ujar perusahaan investasi asal Singapura itu dilansir dari Channel News Asia, Rabu (14/7/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Fokus di Teknologi

Paket Perjalanan dari India ke Singapura via Transit di Negara Ketiga, Akal-akalan atau Solusi?
Ilustrasi Singapura. (dok. Victor He/Unsplash)

Temasek menyatakan investasi ke perusahaan serupa dengan portofolionya dan mempertahankan penjualan investasi secara disiplin. Sepanjang tahun ketika pasar pulih, sejumlah investasi yang tidak tercatat di bursa saham mempersiapkan diri untuk fase pengembangan berikutnya.

Temasek juga mengatakan telah mempertajam fokusnya pada peluang baru yang selaras dengan empat tren structural antara lain digitalisasi, kehidupan berkelanjutan, konsumsi masa depan, dan rentang hidup yang lebih panjang.

Secara keseluruhan, jasa keuangan sebesar 24 persen, telekomunikasi, media dan teknologi sebesar 21 persen. Ini dua sektor terbesar dalam portofolionya. Akan tetapi, komposisi dua sektor ini telah berubah secara signifikan selama dekade terakhir sebagian didorong digitalisasi.

Misalnya tertarik pada pembayaran dan bisnis teknologi keuangan yang dapat memperoleh manfaat dari percepatan digitalisasi. Selama setahun terakhir, Temasek investasi di platform layananan manajemen kekayaan yang berbasis di Inggris, FNZ dan Nium, perusahaan rintisan lokal yang fasilitasi pembayaran digital global dan penerbitan kartu.

Fokus Temasek yang kuat juga pada ruang teknologi termasuk perangkat lunak, internet, e-commerce, sharing economy, komputasi awan dan konten digital.

Investasinya dalam teknologi termasuk platform hiburan online Roblox yang berbasis di Amerika Serikat, pengembang perangkat lunak alat keamanan siber Snyk, dan platform Hopin dari Inggris.

Terkait divestasi, Chawla menuturkan, semua keputusan tunduk pada nilai intrinsik perusahaan meski pun peluang bagi beberapa perusahaan portofolionya untuk menyeimbangkan portofolio.

“Saya akan memberi Anda contoh nyata, sebuah perusahaan Bernama BluJay Solutions. Kami menjual sejumlah kecil tapi tidak semuanya. Dan wajar jika kami terus menyeimbangkan kembali portofolio kami sesuai dengan tren dan tema yang kami nyatakan,” ujar dia.

Prediksi

Supertree Grove, Pohon Raksasa Ikon Taman di Singapura Dibuka Kembali
Orang-orang mengunjungi OCBC Skywalk Supertree Grove pada hari pertama pembukaan kembali lokasi wisata tersebut di Gardens by the Bay Singapura pada 7 September 2020. (Xinhua/Then Chih Wey)

Ke depan, Temasek mengharapkan ekonomi global pulih dengan mantap seiring kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif. Namun, Temasek memperingatkan pemulihan yang tidak merata di seluruh negara karena beberapa berjuang dengan puncak baru COVIC-19 dan tingkat vaksinasi yang lambat.

Ia juga mencatat potensi gaung geopolitik ketika ketegangan meningkat antara China dan Amerika Serikat.

“Secara keseluruhan, kami optimistis terhadap pemulihan ekonomi global dalam jangka pendek hingga menengah. Kami terus membentuk portofolio kami untuk ketahanan dalam mengantipasi ancaman dan peluang di masa depan,” tulis Temasek dalam siaran pers.

Temasek menyatakan tetap mempertahankan kinerja, menghasilkan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko dalam jangka panjang dan kurangi risiko iklim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya