Investor Menanti Kolaborasi Tiga BUMN Ultra Mikro Dipimpin BRI

Analis optimistis penerbitan saham baru atau rights issue yang akan segera digelar BRI akan mendapatkan sambutan positif dari pasar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Jul 2021, 09:40 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 09:40 WIB
Gedung BRI (Dok: Istimewa)
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Apresiasi investor terhadap harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BRI (BBRI) dinilai akan semakin signifikan saat holding BUMN Ultra Mikro (UMi) sudah efektif berjalan, karena ada akselerasi bisnis dari ketiga entitas perseroan.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, investor di pasar modal menyambut positif rencana pembentukan holding BUMN UMi ini. Lantaran, investor menantikan kolaborasi tiga perusahaan negara yang selama ini dikenal kuat dalam pembiayaan dan pemberdayaan usaha wong cilik.

Adapun proses pembentukan holding hampir rampung setelah Peraturan Pemerintah (PP)  Nomor 73 Tahun 2021 sebagai payung hukum holding BUMN UMi terbit.

Beleid yang diteken Presiden  Joko Widodo pada 2 Juli 2021 tersebut mengatur tentang pembentukan holding UMi yang melibatkan tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan  Nasional Madani (Persero) atau PNM.

PP tersebut juga dikeluarkan dalam rangka pemulihan ekonomi di sektor Ultra Mikro melalui holding BUMN yang dipimpin BRI, dan sebagai bentuk perwujudan visi pemerintah meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan segmen ultra mikro. Selanjutnya, akan ada pembahasan rinci dalam RUPSLB BRI pada 22 Juli 2021.

Reza melanjutkan, momentum ini menjadi peluang besar bagi bank berkode saham BBRI itu untuk melakukan diversifikasi bisnis. Sekaligus ekspansi pasar yang lebih masif di sektor pembiayaan segmen mikro.

Reza menegaskan, hal itu akan menciptakan ekosistem penyaluran kredit yang lebih kuat dan berkualitas. Dengan demikian segmen usaha UMi dan UMKM lebih berdaya dan mendorong peningkatan kinerja laba holding ke depan.

"BRI akan memiliki modal lebih kuat, potensi pengembangan bisnis lebih kuat. Tentunya yang akan diperhatikan pelaku pasar ialah akselerasi dari strategi pertumbuhan setelah adanya penggabungan para entitas tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, dia pun optimistis penerbitan saham baru (rights issue) yang akan segera digelar BRI akan mendapatkan sambutan positif dari pasar. Dia memproyeksikan, jika mengacu asumsi 90 hari ke belakang, harga pelaksanaan rights issue berada di kisaran Rp3.900.

Tren positif itu menurut dia, akan terus berlanjut setelah holding ketiga perusahaan pelat merah itu berjalan efektif. Saham BBRI akan terakselerasi dengan cepat, bahkan memungkinkan mencetak rekor di atas Rp6.000.

"Apakah dimungkinkan bisa mencapai Rp5.000, atau Rp5.500, atau Rp6.000? Ya, bisa saja sepanjang realisasi kinerja pertumbuhan riil terlihat di mata pelaku pasar," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Potensi Saham BRI

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dihubungi terpisah, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan memaparkan saat ini saham BBRI diperdagangkan pada price to book value (PBV) 2,37 kali pada perdagangan Rabu, 14 Juli 2021. Angka itu masih berada di bawah level BBCA yang mencapai 4,1 kali.

Alfred memperkirakan, dalam jangka pendek, arah pergerakan saham BBRI secara tidak langsung akan dikendalikan oleh harga rights issue. Kendati demikian, ke depan potensi harga saham BBRI akan lebih baik dan terdongkrak.

Optimisme itu, kata Alfred, mengacu pada kinerja PNM dan Pegadaian yang juga tak kalah positif dari BRI. Meski kapitalisasi PNM dan Pegadaian tak sebesar induk holdingnya, menilik kinerja pada tahun lalu laba kedua perseroan itu mencapai sekitar 12 persen-13 persen dari laba BRI pada tahun buku 2020.

Artinya, ke depan keuntungan usaha yang dihasilkan PNM dan Pegadaian akan cukup signifikan mendongkrak perolehan laba BRI sebagai induk holding. Faktor fundamental tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan positif investor di pasar modal dalam mengapresiasi saham BBRI ke depan.

"Dengan ekspektasi keberhasilan sinergi maka kontribusi akan semakin meningkat dan mendorong pertumbuhan BRI ke depan. Pasca realisasi holding mikro (BUMN UMi) kami menargetkan valuasi BBRI berada di level 2,8 hingga 3,0 kali PBV," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya