Industri Manufaktur Indonesia Berjaya di Era Soeharto, Ini Buktinya

Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Bambang Brodjonegoro buka-bukaan soal kejatuhan industri manufaktur Indonesia. Orang dekat Prabowo tersebut mengungkapkan jika sektor industri manufaktur Indonesia sempat berjaya pada tahun 1990-an atau pada era Presiden Soeharto.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Jan 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 20:30 WIB
PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Liputan6.com, Jakarta Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Bambang Brodjonegoro buka-bukaan soal kejatuhan industri manufaktur Indonesia.  Orang dekat Prabowo tersebut mengungkapkan jika sektor industri manufaktur Indonesia sempat berjaya pada tahun 1990-an atau pada era Presiden Soeharto.

Bambang mencatat, saat itu kontribusi sektor manufaktur mencapai 30 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Adapun, penyumbang utama industri manufaktur ialah industri elektronik, makanan, hingga garmen.

"Kita punya kontribusi manufaktur pada PDB hingga 30 persen. Kalau kita lihat (tahun) 90-an, manufaktur diisi padat karya, salah satunya elektronik," kata Bambang dalam 

acara MINDialogue di The Energy Building, Jakarta, Kamis (9/1).

Namun, kejayaan industri manufaktur Indonesia mengalami keruntuhan pada tahun 2003 atau pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri. Bambang menyebut hal ini disebabkan oleh fokus pemerintah yang bergeser ke eksplorasi sumber daya alam (SDA) , khususnya sektor batubara dan sawit.

"Manufaktur menurun kontribusinya ke PDB saat ini. Ekonomi kita jadi terdiversifikasi ke SDA sekarang ini, sebelum 2003 ke migas. After (setelah) 2003 ke batubara dan sawit," tegasnya.

Untuk kembali membangkitkan industri manufaktur, pemerintah Prabowo Subianto berkomitmen untuk melanjutkan program hilirisasi dan investasi. Bambang menekankan khusus untuk investasi tidak bisa mengandalkan investor domestik saja, melainkan juga investasi asing melalui Penanaman Modal Asing (PMA).

"Pertumbuhan investasi harus doble digit. Investasi juga harus strategis dan produktif, mayoritas ke arah manufaktur. Manufaktur andalan, hilirisasi. Gak bisa dalam negeri aja tetapi juga dari luar. Harus lebih agresif terhadap PMA," bebernya.

Kerja keras juga harus dilakukan sektor pertambangan. Bambang mengingatkan untuk melakukan inovasi melalui penelitian dan riset (R&D) untuk meningkatkan nilai tambahnya. 

"Khusus untuk tambang, PR nya adalah nilai tambah lebih tinggi. Kalau terbatas sampai smelter belum menjawab kompleksitas di sektor manufaktur saat ini. Studi world Bank menunjukkan, saat ini negara yang naik kelas adalah negara yang mengandalkan inovasi," tegasnya.

 

 Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Bidik Manufaktur Apple, RI Perlu Perbaiki Iklim Investasi

Alamat Kantor Apple di Indonesia Terungkap
Kantor Apple di Beijing - ilustrasi (ist.)

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa raksasa teknologi Apple akan segera mengumumkan rencana investasinya di Indonesia pada Selasa, 7 Januari 2025. Langkah ini menjadi sinyal positif bagi Indonesia dalam menarik investasi sektor teknologi tinggi.

Menurut Rosan, Apple telah menyampaikan surat secara informal kepada pihaknya dan Kementerian Perindustrian. Pada hari pengumuman tersebut, Apple juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Dua Opsi Investasi untuk Apple

Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian, menawarkan dua opsi investasi kepada Apple. Opsi pertama adalah pembangunan fasilitas produksi dan pabrik di Indonesia. Sementara opsi kedua berupa investasi dalam bentuk inovasi, dengan kewajiban menyerahkan proposal setiap tiga tahun untuk evaluasi.

Namun, realisasi investasi Apple ini masih menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah memperbaiki iklim investasi teknologi di Indonesia.

 

Vietnam Jadi Tolok Ukur

iPhone 16
Apple resmi meluncurkan iPhone dan iPhone 16 Plus yang sudah mendukung Apple Intelligence. (Dok: Apple)

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, menyoroti kemajuan Vietnam sebagai salah satu negara pemasok utama dalam rantai pasok global Apple. Vietnam mampu menyuplai hingga 70% kebutuhan produk Apple, menjadikannya lokasi manufaktur pilihan setelah China.

Huda menyebut, saat ini industri manufaktur Indonesia hanya mampu menyuplai 2-4 dari 280-320 komponen yang dibutuhkan untuk satu produk Apple. Hal ini menunjukkan rendahnya daya saing manufaktur dalam negeri di sektor teknologi tinggi.

"Indonesia perlu memulai dengan membangun ekosistem investasi high-tech, dimulai dari peningkatan SDM dan kemampuan industri lokal untuk memproduksi komponen kecil. Hal ini dapat membuka peluang transfer pengetahuan dari ekosistem Apple," jelas Huda.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya