Garuda Indonesia Andalkan Bisnis Kargo demi Optimalkan Pendapatan

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kini mengandalkan lini bisnis kargo untuk optimalkan pendapatan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Agu 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 19:45 WIB
Garuda Indonesia
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akhirnya menyepakati pemangkasan manajemen Perseroan. Baik dari sisi komisaris maupun direksi. Hal ini sebagai salah satu upaya efisiensi yang dilakukan Perseroan di tengah turbulensi yang mendera maskapai pelat merah itu.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menerangkan, usai efisiensi dari sisi manajemen, Perseroan akan melanjutkan restrukturisasi, termasuk dari sisi kinerja keuangan Perseroan.

"Organisasi yang ada saat ini, Direksi diharapkan memfokuskan diri selain hal-hal yang normal dijalankan perusahaan, tentu saja fokus ke restrukturisasi Garuda Indonesia. Bukan hanya finansial tapi juga secara total. Baik itu organisasi dan lainnya," kata Irfan dalam siaran pers usai RUPST, Jumat (13/8/2021).

Saat ini, Perseroan mengandalkan lini bisnis kargo untuk mengoptimalkan pendapatan Perseroan karena dinilai memiliki prospek yang baik.

Hal itu juga sebagai respons atas pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, jumlah penumpang pesawat turun signifikan. Kontribusi pada pendapatan Perseroan juga otomatis merosot.

"Kita akan fokus ke kargo, dan prosesnya sangat baik. Kita terus saksikan jumlah kargo per penerbangan dan alhamdulillah beberapa  penerbangan internasional kita baik itu ke China maupun tempat lain saat ini diisi cukup banyak oleh kargo dengan jumlah yang sangat fenomenal,” kata Irfan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Potensi Laba

Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG
Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG (dok: GIA)

Ia mengungkapkan, rata-rata pesawat besar Garuda Indonesia yang terbang ke luar negeri mampu terisi lebih dari 25 ton kargo di tiap penerbangan. Menyambung upaya ini, Perseroan juga memastikan rute yang dinilai memiliki potensi laba tinggi.

"Kita terus monitor ini dari waktu ke waktu. Saya sendiri ingin pastikan semua rute yang kita terbangkan itu profitable dan berbasis dari kargo karena saat ini kita belum bisa harapkan isian penumpang yang maksimal,” pungkas Irfan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya